this is my world this is my life this my story this is my adventure. go reading !! happy yaa :)

jadi bagaimana ?

hidup hanyalah abu abu sebelum aku bertemu denganmu
aku lupa cara mengeja tawa dan aku lupa cara berharap.
juga lupa bagaimana cara mencinta.

ketika bertemu denganmu tak kurasakan lagi ruang kosong dalam jiwaku.
bersamamu, waktu terasa berjalan cepat, masih kuingat diantara sepoi angin pada senja yang menua.
kau katakan kau menyayangiku dan hatiku hanya untukku.

aku percaya

jika saja kita bisa memiliki satu hari lagi seperti ini,
jika kita bisa mengulang waktu
aku akan mempertaruhkan semua cerita yang ku miliki

aku pun akan mempertaruhkan setiap helai rasa percaya yang ada untukmu

namun
kini, cinta ini terasa begitu keliru ?
ketika kudapati 
ada hati lain yang tak bahagia karena kita.

Padang, 2014

Hujan dan kamu


Hujan turun
Ada yang malu
Berbisik dalam kerinduan yang fana.
Dia berkata  
"Jangan datang terang dan terik, biarkan fana ini bertahan sejenak" 

Jeda

Dibutuhkan waktu untuk menuliskan perasaan-perasaan. bukan malah membicarakannya.
Dibutuhkan waktu untuk memikirkan segala sesuatunya dalam diam. 
Dibutuhkan waktu untuk memilah, menghitung segala sesuatunya bukan sekedar gaya, tetapi karena saya mau belajar, karena saya mau menjadi dewasa, karena saya mau melewati proses untuk lebih tenang.
Dibutuhkan waktu untuk menahan banyak hal demi hasil yang terbaik.
Inilah masa dimana saya mungkin penuh pertimbangan dan terlalu benyak berhati-hati terhadap, 
Kamu.
bukan berjarak,
saya mau mngamati kamu dari jauh, saya mau memberikan kesempatan kamu untuk bertumbuh, saya mau kamu memiliki kualitas terlebih dahulu
Supaya ketika waktunya tiba dan jika hari itu memang adalah waktu kita, saya mau kamu adalah yang terbaik bagi saya.
Saya mau kita berdua memang sudah siap menjalani hari hari kedepannya.
Saya mau kita saling jatuh cinta dengan kualitas.

bercerita

baiklah. setelah sekian lama ga ngeblog saya harus jujur ke kalian bahwa banyak banyak banyaaaaaak sekali yang ingin saya ungkapkan yang ingin saya ceritain apa apa yang telah lalu dan hal hal menarik lainnya yang terjadi setelah sekian lama saya ga nulis, hehe. tangan juga udah geli banget pengen ngetik. tapi kalo diceritain semuanya juga saya bingung mau ceritain dari manaaaa 

dan ada satu hal pelajaran ya masih tentang hati, perasaan dan batin mueheheh (Serah lo In!!) 

bahwa kebahagiaan dan kesedihan sebenarnya adalah bentuk hal yang sama. iya. sama saja, hanya dalam bentuk perlakuannya saja yang berbeda. dan pada akhirnya setiap manusia, butuh lupa untuk menghapus luka. saya percaya dimana ada suatu timbal balik dalam hidup, semuanya mempunyai feedback. sedih - senang ; panjang - pendek sehat - sakit nd etc. dan apapun yang manusia lakukan dan apa yang telah terjadi percaya aja semuanya ada hikmah.

dan tentang hidup. 

bersyukurla setiap kalian yang masih diberi kesehatan ama Tuhan, trust me. ga semua orang terlahir hidup sehat dan normal, i  mean. memang mereka hidup normal namun ada beberapa mereka yang hidup dengan bantuan obat yang hidup hanya untuk berjuang melawan penyakit. dan dalam kasus yang saya alami. apapun yang terjadi intinya bersyukur dan bahagia. Tuhan pasti punya alasan mengapa seseorang ato beberapa org ditakdirkan hidup hanya untuk berjuang melawan cancer ? hidup hanya untuk ketergantungan pada obat dokter. Tuhan punya alasan dan ada hikmah disetiap apa yang telah ditakdirkan dan apa yang telah terjadi.

Kemarin, publik dikejutkan dengan pengakuan jupe tentang penyakit yang ada di tubuhnya, dan beberapa waktu yang lalu saya menyempatkan untuk melihat postingan instagramnya, dan ada salah satu caption yang bikin saya sedih sama haru.

"Kita aja semangat walaupun sakit, masa kamu yang sehat ngga semangat"

hal ini menyadarkan saya akan satu hal bahwa apapun yang telah terjadi itu telah digariskan oleh Tuhan. Tuhan itu Maha Baik. hal ini mengajarkan saya pun kalian untuk selalu bersyukur apapun yang terjadi dan selalu berpositiv thinking tentang apa apa yang telah hidup berikan kepada saya. terkadang hal hal kecil bisa berdampak besar, ya contohnya saja menjaga kesehatan, memang keliatannya sepele. namun kalo ga dijaga bisa berdampak besar. beneran!!! sakit tu ga main main. beberapa org lain termasuk saya ingin sekali berada di posisi manusia yang hidup sehat dan normal. (Curcol, in!) so. jaga kesehatan sebelum sehatnya ngambek trus pergi. ga balik2, berabe kan jadinya (Tsaaaah) Sehat itu murah. sakit yang mahal. obatnya ....wkwk 

Jadi 

jaga hati dan jaga sehat kalian semuaaa.


resume patah hati

Untukmu,
Biar kusampaikan surat ini, bukan padamu tapi pada waktu, tentang apa yang telah lewat dan kita biarkan pergi tanpa sadar. Ini bukan surat cinta, bukan juga puisi. Ini hanya sebuah resume tentang patah hati.
Kita pernah, pada suatu waktu menikmati hujan bersama, menunggunya reda tanpa perlu takut ada yang pergi setelahnya, sebab kaki kita masih satu langkah.
Kita pernah, pada suatu ketika makan di tempat kesukaanmu kemudian menertawai banyak hal -tentu kita adalah salah satu halnya- tanpa peduli bagaimana hidup akan mengantarkan kita.
Kita pernah, bertengkar tanpa kompromi, bahwa kita sama-sama lelah hingga tak sanggup menertawainya. Yang kita tahu, kita harus beranjak meski berlawanan arah.
Tapi kita lupa meredam ego, kemudian justru meninggikan suara dan menulikan telinga. Pecah. Kita pecah karena apapun yang rapuh akan jatuh jika digantung tidak pada tempatnya.
Kita tahu pasti itu. Tapi kita bebal, bukankah itu yang terjadi pada mereka yang jatuh cinta? Hingga akhirnya pergi, entah meninggalkan kesal atau sesal aku tak tahu pasti.
Yang pasti aku berharap kita (atau tepatnya kamu) tidak benar-benar pergi. Aku tahu bumi adalah lintasan yang akan mempertemukan kita, tentu saja jika kita masih saling menetapkan hati satu sama lain sebagai pusat gravitasi.
Dan saat itu terjadi, aku akan mengatakan padamu bahwa aku menyesal telah menjatuhkan kita.
Takkan ada organ yang mati karena kepergianmu.
hanya saja "kita" akan membangkai di otakku.
  
 

Surga Di Warung Kopi

"Urip mung mampir ngombe ............ "

Hidup cuma mampir minum.
Hidup cuma mampir ngopi.

Diwarung kopi semua orang datang dan pergi
Diwarung kopi, orang bisa tampak menjadi lebih lega, santai dan gembira.
Diwarung kopi tidak sedikit manusia yang menciptakan surga kecil barang sesaat untuk dirinya.

lewat sebuah kejadian yang tak terduga. suatu ketika, aku mulai memasuki duniamu. dunia yang entah hitam atau putih, nyatanya, ini abu abu.belum terlalu jelas untukku, dalam sebuah seduhan kopi pertamamu, kau memaknai kehadiranku, pun aku terhadapmu. memaknai kehadiranmu. 

pertemuan-pertemuan itu terjadi di warung kopi, apa yang telah terjadi disana memunculkan kebahagiaan dan kenyamanan. memberikan surga dihatiku pun kamu.

untukku pun kamu
 penikmat kopi
Padang

perbandingan

masih dengan keadaan yang sama dan di tempat yang sama,  tumpukan buku yang berserakan, hvs, beberapa obat, folio, pensil warna, tas, dan beberapa recehan, masih stay di atas kasur gue, memang, kalo udh balik dari kos gue emang paling males beberes kamar maunya cuma tidur. dan hal kedua yang gue lakuin selain tidur ya cuss matiin lampu kamar dan mandangin glow in the dark.

gue. bosen.

gue ga percaya ketulusan. sama sekali ga percaya. dalam kasus gue, gue sama sekali ga nemuin yang namanya ketulusan. orang orang bilang ketulusan itu didapat dri cinta, cinta seorang pasangan. gue sama sekali ga percaya karena ga ada satupun dalam hidup gue nemuin ketulusan. mungkin ketulusan yang gue dapat ga sebanding dari apa yang gue beri. kalopun itu ada. 

selanjutnya, kenyamanan.

gue terlalu munafik dalam kasus ini, nyaman.nyaman dipaksakan dan nyaman terpaksa, hal hal itu kerap terjadi dlm hidup gue dan sering banget gue alamin, tapi ya demi kebahagiaan org org yang ada dihidup gue, gue paksain nyaman.

gue yang lebih suka mandangin hidup orang lain yang lebih suka memaklumi segala hal yang lebih suka mem-bodo amat-kan masalah masalah, yang lebih suka bilang 'iya' walopun hal itu bertentangan dengan diri gue pun hati gue, yang lebih suka bilang 'iya, im okay' walopun kenyataanya 'im not okay' 

kalopun hidup bisa berbaik hati menerima gue yang sebenernya mungkin saat ini gue ga gini, ga diam diam harus mencari tempat buat sembunyi cuma untuk nangis lepasin semua beban. seharusnya gue ga seperti ini, yang rela brengsek demi kebahagiaan. 

gue yang sebenernya berdiam diri dikamar, ngisap beberapa rokok tiap malam, ngabisin beberapa kaleng bir, gue yang selalu tidur subuh, gue yang sebenernya berpergian sendiri, dan ngelakuin semuanya sendiri, tanpa ada beban tanpa ada larangan tanpa ada tekanan. gue yang sebenernya mencintai kesunyian dan musik paling indah tiap malam cuman bunyi suara jam ditiap detiknya, gue yang sebenernya selalu menghayal tentang kisah romantis dan sangat teramat mencintai fiksi, dan gue yang benar benar benci dengan keramaian dan kebisingan. 

jadi tulisan ini gue tujukan kepada gue yang sama sekali ga bisa keluar dari rasa ketidaknyamanan dan kepura puraan yang selama ini gue lakonin didepan para manusia lainnya. tulisan ini gue tujukan kepada gue yang rela brengsek demi kebahagiaan. gue yang rela brengsek ama diri gue sendiri demi kebahagiaan. gue yang rela brengsek demi kebahagiaan.

tapi percayalah, gue akan tetap menjadi yang terbaik saat gue bersama mereka yang memberi gue cinta yang banyak. gue akan tetap jadi lakon yang sesuai dengan keadaan.


..untukmu ririn, yang rela brengsek demi kebahagiaan...

I'M A NURSE!

Jam dinding menunjukkan pukul setengah dua pagi. gue masih belum bisa tidur. nggak di rumah nggak di kos, penyakit insomnia masih sangat betah bersamayam di badan gue.

gue natapin HP. Blank. Baterainya abis, langkah selanjtnya kalo udh keadaan gini ya seperti biasa, cuma atu doang

"MOMO...!!!" 

yap! gue langsung ambil posisi duduk nyender nyari posisi pw dan nyalain momo (rd: momo itu notebook gue, adiknya bimo, warnanya milenium) *catet! wkwkkw* ngelacakin momo dan ga sengaja gue nemuin folder yang isinya foto foto pada saat gue caping day, ato lebih dikenal dengan sebutan hari pemasangan cap bagi mahasiswa keperawatan. gue pandangin foto per foto. dan sesaat pikiran gue balik ke masa dulu ....... 14 tahun yang lalu 

-----------------------------------------------
teng .... teng .... teng 

sesaat kemudian, seorang anak dengan rambut yang di kepang kuda sedang sibuk merapikan kepingan kepingan puzzle dan bergegas memasuki kelas setelah terdengar bunyi lonceng, badannya tampak lebih kecil daripada teman teman nya yang lain.

didalam kelas, sorak sorai murid taman kanak kanak baitusyukra terdengar keras setelah sang guru mengajak para siswa tk untuk menyanyi kan hyme taman kanak kanak, setelah jeda, sang guru memperhatikan satu per satu siswa siswinya yang ikut bernyanyi, dan ya ! ia menemukan satu orang anak yang tidak ikut bernyanyi yang hanya diam dan cuma memperhatikan teman temanya bernyanyi, sang guru pun menegur anak tersebut. 

"yang duduk di sebelah kanan ibuk nomor 3 dari belakang tunjuk tangan" 

sang guru memberikan kode kepada siswa siswinya dan sontak ia yang dimaksud pun kaget.

"i ... i ... iya buk, saya buk, mm  nama saya iin sli lahayu buk" dengan gelagapan ia pun menjawab terbata bata.


"iin kenapa gak ikut bernyanyi ?" sang guru pun bertanya kepada siswi nya

"iin ga hafal nyanyinya buk"

" oke. sebagai hukumannya karena kamu ga hafal hymnenya, tolong iin sebutkan cita cita iin"

"iin mau jadi perawat buk" singkat padat tepat. ia menjawab dengan lantang kepada sang guru 

-------------

ingatan tentang semua itu begitu saja muncul di otak gue, waktu berlalu begitu cepat. gue besyukur bisa ngejar impian gue cita cita gue untuk menjadi seorang perawat. karena memang dalam hidup ada beberapa hal hal kecil yang emang kelihatan sepele dan ga mungkin kewujud bisa di wujudin dan di kejar dan bisa menjadi sangat teramat penting. 

saat ini, gue udah memasuki semester lima di salah satu sekolah tinggi ilmu kesehatan swasta di kota padang, dengan jurusan yang sesuai dengan cita cita gue dri kecil yaitu. ilmu keperawatan. dan selama yang gue jalani, emang ga gampang, emang bener2 butuh ketelitian dan kepiawaian, karena yang dibutuhkan dalam ilmu yang gue tekuni, bukan hanya sekedar ilmu teoritis, namun lebih banyak ke ilmu terapan. dan pada saat memasuki semester ini emang harus butuh extra kerja keras buat nyelesein beberapa laporan beberapa askep dan beberapa tugas, ngejar waktu ngejar target dan ngejar deadline buat persiapan turun lapangan. dinas. 

semua, ga gampang. 

dan gue suka kesel deh sampai sekarang tuh ya, masih aja ada yang bilang kalo perawat itu pembantunya dokter !! itu semua bikin gue geregetan sendiri, itu yang ngomong pasti orang awam, gue percaya banget !

perawat itu kuliahnya ga gampang ngabisin duit beratusan jutak, harus rapi dan piawai, harus bersih dan berhati mulia, nih satu lagi ya kuliahnya tu kadang tiap ari kadang cuma minggu aja yang libur, itu pun dipenuhin sama tugas2. dan gue yakiinn banget ya itu manusia yang berfikir kalo perawat itu pembantunya dokter ga mikir ampe kesana. miris banget dibilang pembantu :(

PERAWAT BUKAN PEMBANTUNYA DOKTER!

siapa yang tidak kenal dengan profesi luar biasa ini. Bahkan tidak jarang pasien lebih ingat akan perawat daripada dokternya karena pasien lebih berinteraksi dengan para perawat yang memang mempunyai waktu lebih banyak dibanding dokter. Ketekunan juga kesabaran perawat dalam merawat pasien hingga sembuh merupakan hal luar biasa. gue cuma ga mau para para manusia yang ga ngerti akan hal ini berfikiran sempit. 


okey jika dari segi teoritisnya memang pasalnya paradigma miring bahwa perawat adalah orang nomer dua yang seolah-olah hanya menjadi pembantu dokter sudah terlalu lama bergulir. yang membuat terjadinya jurang pemisah dan pembeda antara dokter dan perawat. maka semua hal ini menyebabkan harmonisme antara perawat dan dokter terganggu, jujur aja, gue sempet ga suka pernah pada suatu ketika gue denger ada seminar debat antara dokter dan perawat. gue pribadi mikir, bukannya dokter dan perawat itu adalah satu tim medis yang sama yang berupaya untuk menyembuhkan dan mengembalikan kesejahteraan kesehatan manusia, yang berupaya untuk kenyamanan daripada tubuh maupun nyawa manusia itu sendiri, kenapa harus ada debat ?!!! 


dokter dan perawat itu berkaitan dan berikatan, kalo gada perawat dokter gabakalan bisa kerja, begitupun sebaliknya, ya gue ngomong gini biar ada kesadaran dan jurang pembeda antara perawat dan dokter bisa diselamatkan, eaaak wkwkkw :D

dan alasan gue mau jadi perawat. cuma satu doang "gue bisa kasi kenyamanan dan motivasi buat pasien"

CINTAI PROFESIMU !!

kata itu menggantung dan mengambang 5 cm di depan kening gue. wkwkkw basi banget ya udh keseringan gue bilang :D intinya, jangan pernah berhenti ngejar cita cita!, jangan pernah berhenti berdoa ama Tuhan supaya doa dikabulin dan jalan yang  ditempuh afdhol, karena percayalah ! Tuhan. gabakalan tuli dengan doa doa baik. btw. ini profesi gue, profesi lo apa gaes??!!

----------------------------------------



#ini sesi pemotretan sendiri wkkw


#ini para beyen gibo bareng nyokap gue wkwk


#nah, ini foto gue berdua bareng nyokap. ceritanya nyokap jadi pendamping sumpah ;)


#bokap gamau ketinggalan, nyampe rumah bokap langsung minta potoin wkwk, sejujurnya bokap gue lebih suka kalo gue jadi guru ketimbang perawat -___- haelah!


#nah ini bareng anak lokal, cari sendiri dah, gue yang mana wkwk

------------------------------------------------

dalam hidup, harus punya mimpi, realisasikan ke otak, dan kejar!!!


Mereka menyukaimu karena tampangmu, aku menyukaimu karena pemikiranmu. wajah akan menua tapi otak akan mematang.

Mereka marah jika chatnya tak terbalas, aku malah bersyukur kau bukan orang yang kecanduan bermain gadget. berbincang sambil bertatapan selalu menjadi yang lebih baik.

Mereka ingin merantaimu, aku ingin terbang bersamamu. karena rasa hanya mengikat tanpa pernah mengekang.

Mereka membencimu karena kau berbeda, aku akan membencimu jika kau berusaha menyeragamkan dirimu. kau unik seperti ini, tak perlu berubah untuk disenangi.

Mereka berusaha mengejarmu mati matian, aku berusaha berjalan disebelahmu, Bagaimana bisa berpegangan tangan kalau tak bersampingan?

Mereka kesal karena kau terlalu sibuk, aku senang kau berusaha mengejar mimpimu. karena mimpi adalah segalanya, melebihi rasa dua anak manusia.

Mereka berdoa agar bisa bersamamu, aku berdoa agar kau selalu bahagia. dan doaku selanjutnya.

semoga aku ada dalam skema kebahagiaanmu

Catatan Usia 20 Tahun

Untukmu, Rin

Lagi dan lagi, tangisanku tak kunjung reda. Berharap mataku memiliki musim kemarau yang panjang, sehingga tak ada satu tetespun air mata yang akan mengalir. Pergilah kalian semua wahai awan mendung yang menyelimuti pelupuk mataku. Biarkan bumi ini kering sementara waktu. Biarkan matahari bersinar terang. aku ingin bernafas. jangan biarkan diri ini binasa karena mendzalimi diri sendiri.

Bukankah Usiamu telah menginjak usia 20 tahun ? 

kemana saja dirimu selama ini? menjadi biji rapuh yang tak bertunas? atau kah dirimu telah  bertunas namun layu sebelum berkembang? buang saja dirimu seluruhnya! lalu mintalah pada Tuhan biji baru yang akan bertunas dan berbunga segar. Tapi pertanyaan nya adalah, apakah Tuhan mu berkenan memberikanmu biji yang baru? Aku berusaha menjawab pertanyaan itu sendiri. "Ya, tentu saja, bukankah Allah maha Pemberi? Percayalah kebaikan Allah jauh lebih besar dari murka-Nya"

Bukankah ini jalan Tuhanmu yang lurus? Adakah kita mau mengambil pelajaran darinya? Pertanyaan itu menggantungdan mengambang 5cm di depan keningku, layaknya Zafran dalam film 5cm. Tapi sepertinya Pertanyaan itu sudah meresap ke dalam inti selku.atau bahkan kedalam jalinan helix DNAku? Hahahha membicarakan DNA membuatku berfikir, andaikan masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang sudah terprogram kedalam DNA ku, mungkin akan ku biarkan diriku terpapar radiasi dan berakhir dengan mutasi. 

Benar-benar ingin memprogram ulang semua kekacauan ini. 

Tapi ini telah mutlak!karena jarak terjauh yang tak mampu kau tempuh lagi adalah kembali ke masa lalu. sedetikpun kau takkan mampu.

selamat berjalan di usia yang beranjak dewasa, Rin. tetap kuat, tetap bernafas, tetap bahagia. Tuhan melindungimu. 

selamat terlahir kembali, diriku.

sebutlah aku, sesosok anak kecil yang bersembunyi di dalam dirimu.

gaes!

"rin, lo mau ngehargai apa yang telah hidup berikan kan? banyakin senyum! banyakin bersykur! banyakin ibadah, kalo lo masih diberi masalah berarti Tuhan sayang banget sama lo" -ibrek-

"untung ada cewe itu, jadi lo bisa lepas dari cowo brengsek itu kan, kalo gada dia bisa sampe sekarang lo -masih deket sama dia bisa jadian sama dia, trus itu cowo selingkuh2 dibelakang lo, pinter kan gue"-wanson-

"lo bersyukur in, lo gak sebodoh dia, yowes bersyukur makanya, untung aja cinta lo masi sama yang lama, kalo sempet cinta lagi, abis lagi lo sama cewe tu kan"-nina-

"kalo lo tau banyak hal yang sebenernya terjadi apaan, mending lo diam. gada untungnya juga kasih tau kan"-dila-

"udah yuk, ini saran terbaik, jangan diladenin, diam aja, kalo emosi pun jangan diluapin depan mereka, luapin dikamar mandi aja" -wanson-

"kalo tindakan lo kaya gini ke dia, berarti lo sayang banget sama dia in, kok bisa sanggup ngelepasin, kalo gue mah gabakalan sanggup sih"-ayu-

"kalo yang dulu tu ya dulu, mau sampe kapan jomblo? udah kepala dua loh, mantann aja udah bahagia, masa kalah sama mantan" -khesy-

aku jatuh terlalu jauh
ini masalah terberat yang pernah aku hadapi. dan gatau mau sampai kapan semua ini selesai. kesehatan, hati, hancur lebur, sepi banget disini bu, peluk ayu bu :'(

(tanda seru)

Aku lelah.

iya, cuma satu kata "lelah" 
aku lelah berpura pura, aku lelah sakit, aku lelah hidup, aku lelah menjaga hati.

ga ada kata lain yang bisa mewakili apa yang aku rasa saat ini kecuali kata ini "lelah" 
kebohongan demi kebohongan terlahir begitu saja ketika aku ingin melindungi hati seseorang ketika aku ingin melindungi nama seseorang ketika aku ingin semuanya baik baik saja, tak ada yang salah, biar aku yang salah. biar aku yang menjadi pemeran utama atas semua kebohongan ini, biar aku saja yang bermain peran disini, biar aku yang menuai luka sendiri. kamu, kalian, jangan!! jangan sampai terluka kecuali atasku ! atas kebohonganku, jangan sampai kamu, kalian. terluka atas fakta yang sebenarnya atas apa yang terjadi sebenarnya ?! biar aku yang jadi tersangka. 

ini konyol

sangat konyol

tapi aku gamau mati konyol. iya, aku gamau mati konyol. mati dengan segala kesalahan2 rekayasa yang aku perbuat untukmu, ataupun mereka. perlahan demi perlahan sampai pada detik ini waktu sudah mulai menjawab dari setiap pertanyaan yang ada di otakku, seperti ;

"kenapa seperti itu ? mengapa ia seperti itu ? apa yang salah ? sebenarnya bagaimana ? apakah ada org lain yang tersakiti atas ku ?" sebelum mati, aku ingin tahu semuanya.

waktu udah menjawab semuanya.

semoga aku cepat sembuh. amin.

Surat ke-5

malam ini terasa amat dingin. dibawah keremangan cahaya lampu jalan dibawah taman ini, aku justru menuliskan surat ini. apa kau dapat membayangkan jika jarak kita hingga berjuta tahun cahaya?

mungkin itulah alasannya mengapa dulu kau datang begitu cepat kemudian tiba tiba pergi selayaknya komet begitu cepatnya, barangkali hanya mereka yang benar benar alienlah yangd apat melihat kehadranmu dilangit, aku hanya tak tahu sealien apakan perempuanmu sehingga ia dapat begitu beruntung memilikimu dalam kehidupannya.

Jarak diantara kita mungkin akan benar benar menjadi jutaan tahun cahaya, setelah aku mati. dan itu berarti perlu bertriliun-triliun tahun pula bagiku untuk kembali bertemu denganmu. apakah kita akan memiliki kesempatan itu lagi dalam takdiri pertemuan kita berikutnya ?

kau mungkin bertanya tanya hal apa yang kelak akan kita lakukan bila kita dapat bertemu kembali dengan jarak sejauh itu, aku tak tahu pasti jawabannya, barangkali itu akan sepenuhnya tergantung pada kendaraan yang kita gunakan.

Surat ke-4

Aku selalu menjadi penyendiri yang kerap mengamati jalan hidup orang lain dan begitu sering memaklumi segala hal. termasuk mereka yang seharusnya merasa kecewa dan putus asa atas hidupnya tetapi justru terlihat bahagia. tidak seperti diriku.

seseorang yang tidak punya hal hal untuk membuatku kecewa dan merasa putus asa, seseorang yang seharusnya bahagia tetapi terlihat lemah dan selalu berusaha menyendiri, untuk menutupi kelemahan kelemahan itu.


Surat ke-3

Kurasa aku telah sepenuhnya kehilngan semangat hidup. jantungku masih mengingat bagaimana rasanya debar yang datang saat melihat bayangan bayangan dewa itu mengeliliku di ranjang rumah sakit. malam ini aku kembali bermimpi buruk seperti mimpi yang kualami setelah menerima text darimu ( saat itu aku membuat rekaman suara bercerita tentang mimpi yang ku alami ). apakah kini ada keterkaitan diantara kita? apakah kau mengirimku text lain yang tak sampai kepadaku.

dalam mimpiku aku terbangun didasar reruntuhan gedung yang tak kuketahui namanya dan melihat sesuatu bergerak dari dasar reruntuhan. tak ada seseorangpun disekelilingku. bahkan di dalam mimpi aku merasa tak mampu mengenali diriku sendiri, entah siapa sebenernya. 
aku tengkurap lemas di bawah bebatuan, darah mengucur dari segala penjuru tubuh. dengan nafas terengah ku coba bergerak, tetapi anggota tubuhku tak dapat ku gerakkan. aku merasa telah mati.

kucoba kembali memejamkan mata, meyakinkan diriku sendiri bahwa itu hanya sekedar mimpi, tetapi rasa prih datang dari tiap jengkal anggota tubuh dan menolak perintahku untuk memejamkan mata. maka kemudian aku terjaga sepenuhnya di dalam mipiku dan tidak melakukan stau hal pun selain mencoba menjangkau pemandangan sekitar. sejauh apa yang kuliah, tidak ada tanda tanda kehidupan.

mayat mayat bergelimpangan, aku bahkan tak tau dimana aku berada.

langit kelabu, asap tertebar, tubuhku masih menindih bebatuan dan bebatuan masih menindih tubuhku. tiiada harapan lagi untuk bertahan hidup. aku tetap hidup bahkan setelah rasanya berminggu minggu lamanya aku terjerembap tak berdaya disana. aku tak kunjung terbangun dri mimpiku, logikanya, seharusnya aku telah mati, namun ternyata hujan turun tiap hari, sehingga aku mengandalkan air hujan agar lidahku tetap basah, sehingga aku bisa memakan mentah mentah daging mayat mayat sesamaku yang mengapung dibawa oleh limbah air hujan. langit berubah warna dan tiba tiba reruntuhan bergerak, mengguncang gncang tak karuan, lalat yang awalnya bermukin pada mayat2 yang membusuk disekitarku kemudian membumbung tenggi ke langit, berputar2 dari atas sana sejauh apa yang ku tangkap dengan mataku yang sudah tak lagi awas.

sisanya adalah belatung belatung yang masih membungkusi tulang tulang separuh. akupun terpelanting dan terperosok berbagai arah. kalau ada sesuatu yang aku syukuri dari guncangan yang mengjutkan itu adalah bahwa aku tiba2 sudah tidak tertimbun lagi oleh batuan.

ketika aku ternyata kembali menggerakkan anggota tubuhku setelah untuk beberapa saat seharusnya sangat mungkin mereka mengalami disfungsi. bahkan ketika tak kutemukan manusia lain dengan bisa kembali bangkit dan berdiri tegak sudah membuat dadaku penuh. perasaan yang barangkali dialami juga oleh setiap bayi yang baru terlahir k muka bumi.

sesendiri inikah rasanya menjadi manusia pertama dimuka bumi?

aku menanyai diriku sendiri dalam mimpiku, aku melihat luka lukaku dalam kejadian itu yang sudah pasti akan meninggalkan bekas. barangkali hal yang sama juga dialami oleh manusia pertama dimuka bumi, dengan bekas bekas luka yang tersisa di sekujur tubuh akibat dari pemendekan ekor, pemotongan sayap, patahnya tanduk... sang manusia pertama, masih tetap berjalan tegap diatas bumi.

Namun, apakah manusia adalah hewan yang tiba tiba berubah menjadi manusia, menjadi diriku yang sekarang? hewan yang tiba tiba terkucil dari seluruh keluarga hewannya dan tidak dikenali lagi bahkan oleh orang tua hewannya sendiri? hewan yang karena nalurinya untuk bertahan hidup masih akan berjalan tanpa kesadaran atau sekedar dengan kesadaran palsu. berketurunan, yang lantas bermigrasi dari afrika kemudia keseluruh benua.

Apa yang telah terjadi menyebabkan dunia runtuh dan setiap orang binasa kecuali diriku? aku bahkan tak memahami dari datangnya pemikiranku di tengah mimpi2 distopian seperti itu. namun, aku tetap mencoba mengingat ingat..

Rasanya percuma berjalan terus menerus. yang kutemukan hanya mayat2 yang membusuk terkena lumpur dan sisanya adalah amis yang menyengat. juga reruntuhan. juga langit yang dimana mana masi sama saja hitam kelabu. pikirku ketika itu kalau dunia memang harus berakhir seharusnya moment itu bersamaan dengan semesta yang berakhir. bersamaan dengan tiadanya sang pencipta namun, semesta tidak mesti berakhir dan sang pencipta tidak mesti tiada, bukan? 

bahkan samudera yang membentang seluas cakrawala langit pun tidak lagi sebiru pada masa lalu. bangkai ikan ikan besar terdampar dipasiran pantai, aku menemukan banyak hewan hewan yang juga mati, seolah olah benar benar menunjukkan bahwa saat itu sudah tidak ada lagi kehidupan yang tersisa selain diriku. tidak ada burung yang berterbangan di langit, tidak ada semut yang mengintai gula gula. Namun, bukankah belatung dan lalat masih dapat dihitung sebagai bentuk kehidupan? seandainya saja aku bisa bicara dengan bahasa lalat dan bahasa belatung, jika ada.

bagaimana perasaan para dinousaurus yang tersisa ketika kaum mereka sudah hampir punah ? apakah seperti itu rasanya? aku menanyai diriku sendiri.

apakah paraha dinousaurus sama tidak putus asanya seperti diriku untuk menemukan dinausaurus lainnya, yang dapat mereka ajak untuk menciptakan keturunan baru, meski itu arti nya mereka akan mengkhianati pasangan awal mereka?

Namun, kalau hal hal didunia ini tidak diciptakan berpasangan, berarti tidak akan ada yang berlangsung dimuka bumi ini. maka setelah bertahun tahun pencarian yang tampa akhir, dan ketika bumi berubah gersang, pada saat seluruh perairan mengering seolah olah tersedot keinti bumi dan masih tak ada tanda tanda kehidupan, seharusnya aku menyerah dan berhenti melakukan perjalanan . membiarkan diriku turut mati bersama mereka yang telah mati sebelumnya.

seiring waktu berlalu, aku melupakan bagiamana caranya berbicara dan terutama bagaimana caranya berkomunikasi dengan diriku sendiri. bahkan didalam mimpi aku mendapatkan kesadaran sebulat itu tentang keadaan yang aku alami. pikirku waktu itu, pastilah aku sedang mengalami mimpi yang teramat panjang. 

dan ketika aku hampir melupakan segalanya, sesosok makhluk yang TIDAK AKU KENALI menghhampiriku dan menyatu dengan tubuhku.

beberapa saat kemudian kamu lantas membelah menjadi bentuk bentuk baru. dan tiba tiba saja aku sudah terbangun diranjang kamarku. aku langsung melihat cermin, menemukan seonggok tubuh yang wajahnya pucat bukan main.

backsound : jar of heart - christina perri

Malaikat Tanpa Sayap

dalam hidup gak ada jaminan buat terus bahagia
gak ada kepastian buat apapun
setiap orang bisa keluar dari kotak rasa nyamannya secara tiba tiba!
kita memang hidup dalam sekat sekat, pengotakan,pelabelan
dan saat label kita dicabut kita bukan siapa siapa lagi
persetan dengan pengkotak kotakkan, sekat sekat
yang berdiri tegak diantara manusia
"toh hidup mainannya orang dewasa"
kita pura pura tua untuk ngelewatinnya atau
pura pura jadi anak anak buat ngindarinnya.

aku

Aku tak lagi menikmati apa yang dulu pernah kusukai. hal hal yang pernah menjadi teman baikku berada semakin jauh dariku. Buku, yang dulu adalah benda yang mampu membuatku mengabaikan gangguan dari sekitar, kini hanyalah benda yang tak mampu menggungah apapun lagi dalam diriku untuk bahagia. minimal seperti dulu. da lagu-lagu semakin lama kudengarkan, justru membuat kepalaku sakit. keindahan kini bagiku hanya ilusi. 


"apa yang telah menjadi salah dari diriku?"

Atau memang mungkin aku harus sekali lagi meminta maaf pada sesuatu di dalam dririku yang menolak segala kebahagiaan datang kepadaku.
Tak ada siapa pun lagi disisiku, aku menjauh dari semua yang datang dan menghindar dari setiap yang ingin tinggal, yang mampu mengobati diriku hanyalah diriku sendiri, namun. semakin aku mendekati diriku, semakin aku tidak tahu apa sebenernya yang aku kehendaki dari diriku.

Aku meminta maaf setulus tulusnya, diriku tetap tidak mampu memaafkanku. aku menemani diriku bermalas malasan, kutemani diriku berjalan sendirian, kunyanyikan lagu lagu masa kecilku untuk diriku, tetapi diriku tetap. Membenci "AKU"

Kalau kutemani diriku untuk berlari semakin kencang ; 
"aku tahu aku takkan mampu"
Kalau kutemani diriku untuk membuat pesawat yang mampu menerbangkan kami keluar semesta dan mencari surga ;
 "aku tahu ilmuku tak sampai"

Berkali kali aku bilang kepada diriku untuk berhenti, tetapi diriku itu justru semakin jauh dariku.
Kalau sebagian dari diriku sudah menjauhi teman temanku dulu karena tidak ada satupun dari mereka yang sepaham denganku. aku masih mencoba menemani diriku sendiri. 

"aku meminta diriku untuk mempercayai sesuatu"

Diriku bilang segalanya palsu, bahkan sahabat, bahkan kekasih, bahkan keluarga.
lantas, apa aku masih bisa mempercayainya atau aku hanya akan terus gagal meyakinkan diriku sendiri bahwa ada aku yang bisa dipercayai sepenuhnya oleh diriku?

Aku bisa berbicara dengan orang lain. Namun aku bahkan tidak mampu berbicara dengan diriku sendiri. diriku yang begitu kaku, bersembunyi di pojok, dan tidak pernah mau mendengarkan kata kataku.
Aku tidak tahu sejak kapan diriku terbagi menjadi dua bagian. atau mungkin lebih, Namun, aku sungguh membenci sebagian dari diriku yang tidak pernah mau bersahabat denganku.
Sebagian dari diriku tidak memiliki seorang pun sahabat, menolak setiap yang datang dan mengusir setiap yang ingin tinggal.

Meski aku pikir aku mampu bersahabat dengan diriku yang pemilih itu, tetapi tidak pernah bisa bagian dari diriku itu menyambut tali persahabatan yang kuulurkan. padahal kami tinggal didalam satu tubuh, berbagi napas yang sama, tetapi separuh sebagian diriku tidak mampu menerima kehadiranku, bahkan ketika aku menangis,sesuatu dalam diriku bekerja makin keras untuk membuat tangisku tersampaikan semakin laung.

Aku mungkin adalah bagian negatif. yang menangis, yang ingin berhenti, yang realistis. dan bagian diriku yang lain, yang angkuh, yang berdiri dipojokan, yang enggan bersahabat denganku itu mungkin adalah bagian positifku. yang terus berupaya, yang tidak menangis, yang keras hati, yang merdeka, yang idealis, yang "Tidak Pernah Mau Kalah".

Diriku mungkin adalah bagian yang lemah yang seharusnya dimusnahkan.

Namun, bukankah ketakutan dan tangis adalah bagian paling dasar dari setiap mereka yang ingin lahir? ketika terlahir pertama kali, aku menangis, bukan justru tertawa terbahak-bahak. Ketika mencoba mengenali dunia asing di sekitarku, aku mengawalinya dengan perasaan takut.

Dan kini setelah sekian lama, teah ada dua bagian dalam dariku. Dan mungkin lebih karena aku tidak tahu, karena aku tidak kenal karena aku dijauhi begitu saja. yang aku ajak berbagi tubuh tetapi terus menerus menyakiti. yang aku ajak berbagi napas, tetapi ta hentinya berlari seolah berniat menghabisku juga.
Sebagian diriku seolah olah ingin mengajakku mati, meskipun tidak pernah berniat menjadi sahabatku.

Mungkin saat ini sebenernya aku tidak sedang mencari-cari Tuhan atau mencari-carimu yang ada pada jarak jutaan tahun cahaya. mungkin tidak mempertanyakan kepercayaanku. aku hanya mempertanyakan separuh bagian dari diriku. bahkan aku tak pernah mampu menemukan jalan untuk bernegosiasi dengan diriku yang angkuh itu. Tak pernah ada konsesi. Tak pernah ada kesepakatan.

Atau mungkin akulah yang angkuh. atau mungkin kamu berbeda bahasa.

kamu

kalau bukan kamu?
lalu siapa lagi yang mampu mengendalikan isi kepala ku ini
kalau bukan kamu?
lalu siapa lagi yang mampu menjinakkan keras hati ku ini
kalau bukan kamu?
lalu siapa lagi yang mampu menjadi rumah, tempatku pulang ketika lelah mulai menjarah
kalau bukan kamu?
lalu siapa lagi yang mampu menjadi dinding kokoh ketika liar mulai merasukiku
kalau bukan kamu?
lalu siapa lagi yang mampu menjadi teman untukku menertawakan hidup


kalau bukan kamu?
lalu siapa lagi yang mampu menjadi alasan disetiap kali aku membuka laman blogku ini? 


actually

i wouldn’t be pretending, i would actually be happy. too bad its not.

i wouldn’t be pretending, i would actually be happy. too bad its not.

“Silahkan coba menulis dulu sebelum Anda menghakimi seorang penulis adalah pembohong. Menjadi penulis bukan cuma persoalan menggabungkan kata-kata.Tapi sebuah proses belajar berempati pada keadaan nyata di dunia.Saya rasa cuma orang-orang sok tahu yang belum pernah mencoba menulis saja yang kurang kerjaan menghakimi seorang penulis.” 
TERBALIK | Malam kian terik, bintang berkeringat. Tanah dan laut menguap. Awan kehujanan. Aku kamu - kamu aku. Masih satu.
Perkara restu? Anggaplah kamu tengah mengikis karang, dan jadilah laut. Luas dan tak lelah menghempas.

Luka

Kepada yang tidak mampu berbahagia,
Jangan salahkan mereka yang mampu menemukan tawa
atas segala duka melimpah pada jalanmu.

Kepada yang tidak mampu berbahagia,
Jangan benci mereka yang tak sanggup merasakan luka yang sama dengan laku dalam lakonmu.

Kepada yang tidak mampu berbahagia,
Bukan salah mereka jika telah sanggup berdamai dengan pahit serta masa lalu
sebab mereka memaafkan dan kamu menaifkan.

Kepada yang tidak mampu berbahagia,
Nelangsamu bukan salah mereka, bahkan jalan yang sudah terlanjur kau pilih bukan ulah yang tertawa…

Jangan kau bunuh keyakinan mereka untuk percaya pada sebuah bahagia sebab kamu tak mampu berbahagia.

Kepada yang tidak mampu berbahagia,
Kamu hanya butuh percaya, dan berdamai dengan luka.


Surat ke-2

Untuk Cahaya,

Apakah ini yang kausebut patah? tanyamu padaku malam itu, aku hanya diam. Kemudian kamu membiarkan waktu berjalan sendiri, menekuri masa demi masa. Hampa. Ketika sesak adalah kumpulan air yang kautampung dalam matamu, tersimpan rapi dalam isak.

Inikah yang dinamakan sia-sia? Kamu kemudian kembali bertanya padaku. Aku masih diam. Segalanya masih berputar di kepalamu, segala tanya tentang masa lalu, tentang usahamu mengalahkan ego demi sekadar memenangkan komitmen yang pernah kamu dan dia jalani. Tapi usahamu purna, dia pergi tanpa sepatah kata.

Apakah tidak ada yang mampu kuselamatkan? Remah-remah, tak ada yang mampu diselamatkan dari remah, kecuali sisa dan sisa adalah satu-satunya yang kamu miliki karena tak ada lagi yang utuh ketika pecah. Kepingan tak pernah berfungsi sebagai apapun jika tidak lengkap dan meskipun lengkap, perasaan bukanlah puzzle yang akan bagus ketika kepingan-kepingannya dihancurkan kemudian disatukan kembali. Perasaan adalah kaca yang ketika pecah maka tak pernah ada lagi yang sama.

Kamu tak menemukan jawaban apapun dari pertanyaan itu hingga akhirnya mengikutiku untuk diam. Kubiarkan hening menjadi tuan rumah bagi situasi ini. Kurasakan debur di dalam tubuhmu berhenti bergejolak, debarmu kembali normal. Badai di hatimu telah reda, berganti dengan desir angin musim semi yang meniupkan kehidupan.

Dia benar-benar pergi hari ini, tak lagi kautahan. Kamu mengerti. Bahkan ketika aku tak memberikan jawaban apapun. Kenangan tetap ada sebagai bagian dari waktu, bagian dari sejarah yang meski tak kau suka tapi menjadi alasanmu hidup hari ini. Selamat hidup kembali.

" sebab, tidak semua pertanyaan harus mendapat jawaban, tapi cukup dimengerti, cukup diterima. Itu saja cukup.”(quotes of jaydewar)

tertanda
terserah kau memanggilku dengan sebutan apa.

girl

seorang perempuan menangis terisak dibalik bibirnya 
yang menyunggingkan senyum yang mampu 
memalingkan kepala para anjing -  anjing tua 
bahkan serigala kepadanya 

seorang perempuan memeluk dirinya sendiri 
dibalik tegap tubuh nya yang mampu memaku mata - mata
dipunggungnya, terkadang ditengkuk, lebih banyak dipinggul

seorang perempuan sekarat kehabisan nafas
dibalik nafas yang terhembus dan terhisap baik baik

seorang perempuan terjerembab berlutut, mencium semesta.
ia kelelahan namun ia tak mampu melakukan penyerahan.
dibalik langkah - langkah pasti yang ia injakkan ke bumi
serta tarian - tarian gemulai yang telah lama ia mulai

seorang perempuan
dan seorang anak kecil di dalam dirinya 

Dalam sebuah kehilangan akan ada hening yang panjang. panjang sekali. seperti hening setelah tabrakan mobil, hening setelah sebuah gelas jatuh membentur lantai, atau hening yang diciptakan oleh bangunan rubuh. 
hening yang sama saat langkah kakimu terus menjauh dan tubuhmu tak lagi dapatku rengkuh.
Seseorang menawarkan diri untuk mengangkatkan bebanmu, dan kemudian mengeluhkan bahunya yang mulai kelelahan. Memang selalu akan ada orang yang menyalahkanmu atas apa yang menimpanya.
Angkat bebanmu sendiri ya :)

Surat ke-1

Siapakah kita pada awalnya? Siapalah kamu? Hingga aku berani merajutkan aksara dalam surat ini dan menyisihkan waktu yang harusnya kugunakan untuk beristirahat karena aku belum sembuh betul. Udara akhir-akhir ini sedang tidak bersahabat. Anginnya terlalu kencang, tak apa jika bisa menerbangkan rasaku padamu. Dan menerbangkan dia jauh-jauh enyah dari pikiranmu. Nyatanya kan tidak bisa. Aku malah sakit, dan malah makin rindu kamu.
Kenapa? Ya karena aku tidak bisa bertemu denganmu walaupun untuk segelas atau dua gelas bir. tidak bisa bercerita dan mendebatkan banyak hal denganmu meskipun aku tak sedang ingin berbicara. Aku hanya suka mendengarmu mengutarakan pikiranmu dan bagaimana gerakan tangan terlebih bibirmu.
Kamu mungkin tidak akan pernah tahu, bahwa setiap malam yang kujadikan lagu pengantar tidur adalah setiap kata yang keluar dari mulutmu saat terakhir kita bertemu. Yah, walaupun kita memang tidak selalu bertemu, namun kamu tak pernah hilang terlalu jauh dari sekitarku. Kamu tak pernah lenyap dari tatapan mata. Hampir setiap malam kau selalu hadir meski raga nyatamu tak dapat ku sentuh. Tanpa ragamu, kenyataan bahwa kamu ada dan jiwamu berada pada semesta yang sama denganku saja sudah cukup membuatku bahagia.
Pada hari-hari di mana kita tidak bertemu seharian. Kita akan bercengkrama sejak senja mati hingga matahari lahir pada ufuk timur cakrawala, menyanyikan lagu pagi yang hampir tak pernah kita lewati. Kau di sana dengan botol bir, sedangkan aku dengan sekaleng susu atau kadang secangkir kopi. Menertawakan getir. Saling rayu melalui aksara-aksara bergincu. Tukar senyum-senyum malu atas imaji huruf-huruf yang menari pada kepala kemudian berdesir ke hati. Meleburkan rasa di ujung jemari untuk balasan yang lebih hangat lagi.
Aku adalah perempuan yang mencintai pagi karena selalu ada kamu yang menemani kala pekat retas jadi semburat cahaya. Kamu adalah sekian hal yang aku suka dari semesta. Bibirmu yang pernah ku kecap beraroma hujan pada hari pertama setelah kemarau. Tatapanmu adalah hunusan nyawa pada hatiku yang mati. Aku mencintaimu melalui rajutan doa dalam tiap rinai hujan pada semesta. Cintaku menitipkan salam tiap senja. Hasratku pecah dalam tiap tegukan buih pada bir yang kau suka. Harapku hadir pada cangkir-cangkir kopi hitam rasa pagi. Rasa kita.
Kamu, ku harap kamu selalu menjaga raga dan jiwa yang aku cintai senyata hidup. Aku selalu berpesan pada semesta pun atas nirwana di atas kepalamu. Tak ada orang yang lebih memahami bagaimana senja bisa terjadi tengah malam di bawah temaram lampu berwarna oranye jalan-jalan Ibukota. Pun tak ada orang yang lebih memahami bagaimana rona pagi bisa merajut cerita manis pada sebuah cangkir kopi. Dan tak banyak yang mengerti Tuhan ada di lorong-lorong yang ia lewati.
Serta…
Tidak ada, lelaki yang mampu membuatku jatuh cinta pada segala lebih dan kurangnya seperti kamu. Karena itu, semesta, Tuhan, Malaikat-malaikat pun Iblis harus menjagamu. Karena, mengkhayalkan kita berada di dunia yang berbeda lebih menyakitkan dibandingkan harus kehilangan pagi kita. Aku mencintai kamu. Sekali lagi, aku mencintai kamu. Semua sisi, serta sisamu.
surat yang seharusnya kamu baca beberapa bulan yang lalu sebelum kamu disini. Love.

semesta

sederhananya,

ia mencintai larik larik luka lengkap dengan tawa yang mengiringinya. menyukai pertemuan yang tak pernah disangka. yang dengan naifnya kau pikir akan berakhir bahagia. dan pada kenyataanya akan berjumpa lagi pada nelangsa. sang musuh lama.

Jangan berharap ia akan menyelamatkanmu ketika kau sedang tertatih merapikan luka. ia tidak akan berbuat apa apa seraya menyaksikanmu resah. kadang ia menjadi angin, lalu menjadi awan, untuk sekedar mendengar ceritamu, mungkin baginya kau seperti acara televisi yang terlalu seru untuk dilewatkan.

Ah, tapi tidak, semesta tidak sejahat itu hanya menertawakanmu diam diam. tanpa kau sadari ia sering menjadi hujan dan senja. karena ia percaya, saat itu para manusia sedang gencar gencarnya merapal banyak sekali doa lewat mata mereka, menitipkan pinta, dan dengan naif berharap salah satunya berada di daftar pengkabulan Tuhan.