this is my world this is my life this my story this is my adventure. go reading !! happy yaa :)

Kita.

Kita pernah berjanji untuk tidak menjadi pasangan yang saling meninggikan ego masing - masing.

Kita sama sama tahu bahwa ketika salah satu meninggikan egonya, kesalahan adalah hal yang paling hina yang akan diakui. Kemudian, bila itu terjadi, kita akan menjadi pasangan yang saling menyalahkan satu sama lain, tidak akan ada yang menerima jika dirinya salah. sebab mengaku salah sama saja kalah.

Kita tidak ingin menjadi pasangan yang menyimpan banyak kesedihan didalam benak dan mengukir senyum seolah semuanya baik baik saja. Tetapi pada suatu waktu kita akan saling mengeluarkan belati untuk saling tikam dan melukai.

Kita tidak ingin menjadi pasangan yang seperti itu, berdusta untuk kebaikan yang pada akhirnya mengarahkan kita pada kebohongan yang dimaklumi dan bertumpuk hingga menjadi sebuah takdir yang harus dijalani.

Kita tidak ingin menjadi pasangan yang bersitegang setiap waktu hingga lupa mengapa kita memutuskan bersama.

Kita tidak ingin menjadi pasangan yang tak seimbang, kau diatas atau aku dibawah pun sebaliknya.

Kita tidak ingin menjadi pasangan yang tak mengenal pasangannya sendiri karena kita begitu sibuk untuk bersembunyi,

Aku ingin kita menjadi kita, tanpa harus dipaksa menjadi siapa - siapa.


Teruntukmu, Kisah.

Jangan cemas sayang.
Kamu tau persis aku bukan pembuat janji yang baik sepertimu,
Kepalaku isi bimbang dan remang.
Namun, lihat ?
Mana kala ku rasa siap melangkah, menutup pintu dan biarkan semua 
tinggal luka berdarah.
Aku kembali lagi membalut lukamu.
Menjilati darahmu, dari bilur - bilur yang kucabik dengan kata - kata dan 
prasangka.

Jangan cemas sayang.
Aku mencintaimu layaknya malam tidak akan pernah bertemu pagi.
Sudah jalannya.

Semoga kita diberkati.
Oleh semesta pun Tuhan kita.

Pilu

Jika kamu tidak ingin bertemu denganku, baiklah. Maka kelak jika kita bertemu di jalan, aku akan bersembunyi. Jika kau yang sial mesti menjumpaiku, maka berpura-puralah aku tidak ada. Aku tidak akan marah. Aku tidak akan kecewa. Barangkali ini hal yang paling sederhana yang aku bisa lakukan. Bersepakat mengamini perpisahan diam - diam.

Karena perpisahan mengajarkan pilu, maka, izinkan aku merelakanmu. Barangkali kamu ingin pergi mengangkat sauh ke tanah yang jauh. Melupakan keberadaanku, melupakan apa yang pernah kita miliki. Barangkali kamu ingin pergi dari sini, dari tempat yang menyimpan kesakitan masa lalumu. Aku tidak akan memaksamu untuk tinggal, seperti juga kamu tidak bisa memaksaku untuk berhenti berharap.

Aku pergi setelah menunda berkali - kali

Kupikir setelah menjauh darimu, memulai hidup baru. aku bisa lepas sepenuhnya dari hal - hal yang pernah ada tentang mu. aku bisa lepas dari perasaan yang belum tuntas kepadamu. aku bisa menyiapkan segala rindu yang dulu menggebu. itulah sebabnya aku pergi menjauh. Meninggalkanmu untuk menanggalkan perasaan sayang itu. Aku ingin bahagia. Meski bukan denganmu yang tidak bersedia.


Namun, aku heran kepadamu. saat aku memilih pergi. kamu seolah menahanku untuk tetap disini. kamu memberi tanda bahwa kamu sedang belajar menerima. kamu seolah menunjukkan kepadaku, agar aku tetap saja mencintaimu. Dan, semua perlakuan itu membuatku berpikir ulang. berkali-kali aku menunda pergi, aku pikir kamu benar akan belajar membuka hati, namun semua percuma. Sepanjang waktu berlalu yang kudapat hanyalah luka. Kamu tidak pernah benar - benar menerima, kamu hanya mempermainkan perasaan yang tak main - main yang aku rasakan kepadamu.

Kamu tarik ulur hatiku. kamu ragukan perasaanku, yang begitu dalam hanya menginginkan kamu, kamu seperti ular. melingkari langkahku. Namun, enggan menjadi bagian dari hidupku, kamu hanya ingin bermain - main. sementara aku yang tidak pernah ingin menjadi mainan. Kamu harusnya tau, aku yang sudah terlalu lelah memendam rindu. itulah mengapa akhirnya aku memilih pergi. Aku memilih mematikan saja semua rasa hati kepadamu. Meski tetap saja ada yang tersisa dan terasa pilu. Setiap kali kita bertemu, menyalahkan aku, menyalahkan aku yang memilih pergi. sampai pada saat sekarang ini. 

Sesekali merenunglah. Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku ? Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang tidak pernah diterima ? Bagaimana rasanya mencintai seseorang yang hanya ingin memainkan perasaanmu ? Atau, bagaimana rasanya mencintai seseorang yang meragukan perasaanmu ? itu yang kurasakan. jika akhirnya kini aku memilih pergi, lalu mencintai orang baru. Jelaskanlah, pada  bagian mana aku bersalah kepadamu ? Tidak perlu dijawab. perasaan padamu tak lagi ada. Meskipun ada, akan kubunuh secepatnya.
Aku tak pandai menerka 

yang kutahu, saat malam
dan hujan dan tangan kita tak saling
genggam, kau merindu, sepertiku.

Aku tak pandai mengingat.
hanya saja, namamu 
seperti epitaf kekal diatas bebatuan yang
menetap dalam kepalaku.

Aku tak pandai  menari.
Hanya pada gempita pecah tawamu,
tubuhku tak dapat berhenti meliukkan 
gerak - gerak bahagia

Aku tak pandai sendiri
Aku ganjil yang ingin tergenapi.
Aku, cangkir kosong yang mendamba 
aroma teh terbaik,
mendambamu.

Pelik



Sepasang mata dan bibir terkatup dalam lelap tidurmu ialah puisi yang selalu kubaca sebanyak keraguanmu akan kata-kataku yang terlanjur tumpah tentang usaha menjadi baik-baik saja.
Sementara hangat yang diam-diam kuhantarkan lewat peluk yang kucuri dari punggungmu selalu melahirkan pertanyaan yang sama ;
 "mengapa kita tak akan pernah lagi sama?"
Kemudian pagi selalu menjadi perkara yang tak dapat ditunda, yang menerbitkan matahari di keningmu-penerang jalan menuju pulangmu yang tak sanggup kucegah sebab aku tak pernah lahir sebagai rumah.
Terima kasih sudah mampir. 

Percakapan Malam Hujan


          Hujan yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung.
berdiri di samping tiang listrik. Katanya kepada lampu jalan.
"Tutup matamu dan tidurlah. biar kujaga malam"

          "kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah;
  asalmu dari laut, langit dan bumi; kembalilah. jangan menggodaku tidur.
            Aku sahabat manusia. Ia suka terang"

Hujan dan senja - senja yang terasa lama


Satu satunya hal yang bisa memperlambat waktu adalah rindu. 
Jarak telah membuat kita semakin jarang bertemu. Jarak telah menghadirkan ruang ruang sepi di dada kita. kamu dan aku bahkan seringkali merasa sendiri saat berasa di keramaian pesta. aku mencari cari kamu di kepalaku. membawa kamu kemana saja aku pergi. sesekali aku mendatangi tempat-tempat yang sering kita kunjungi. hanya untuk mempercepat waktu, hanya untuk memastikan kita akan segera bertemu.

Hujan juga datang membawa pulang kehangatanmu di kepalaku. sementara tubuhku harus tabah menikmati dinginnya waktu. Namun, demi semua hal yang sudah kita sepakati. aku pun mengerti, aku harus sabar dan menanti. aku hanya harus memperjuangkan apa apa yang aku miliki. kamu memiliki aku, aku memiliki kamu. dan, segala hal yang terjadi kini hanyalah bagian dari perjuangan yang akan kita nikmati nanti. aku belajar menyabarkan hati. bahwa perasaan lelah ini tidak akan sia sia bahwa segala rindu yang terasa akan menemukan bahagia pada waktunya.

Meski tetap saja setiap senja datang atau setelah hujan kembali pulang. kamu adalah seseorang, yang kadang menjadi alasanku tidak mampu menahan perasaan. pada sesak di dada kadang seringkali tidak terkendalikan. dan kadang air mata menjadi hujan hujan yang aku sembunyikan . aku tau ini berat tapi ini bukan alasan untuk melepaskan apa yang telah kita ikat. aku tahu rindu itu kadang terasa pilu. tetapi bukan alasan menjadikan kita sebagai masa lalu.

Kelak, pada senja senja yang tak lagi sepi. kamu adalah seseorang yang kupeluk erat sepenuh hati. tidak ada lagi jarak yang menakut nakuti. bila saat itu tiba, aku berharap waktu tetap saja melambat bersama kita. agar aku bisa menatap matamu berlama-lama. agar aku bisa menikmati senja. juga hujan,hujan yang pernah membuatku merindu buta. semoga segala hal yang kita jalani kini. seberat apa pun usaha menjaga hati. tidak hanya menjadi lelah yang tak berarti.