this is my world this is my life this my story this is my adventure. go reading !! happy yaa :)

NOW WRITE!

Jelang pukul dua pagi.
Perihal yang patut saya sesali yaitu “saya sudah lama sekali tidak menulis” bahkan buku tua milik ayah yang saya sulap menjadi buku harian yang biasa saya bawa kemanapun saya pergi pun sudah lama sekali tertinggal di rak. dan memang benar, kehilangan yang paling menyedihkan ialah kehilngan diri sendiri. saya baru saja mengalaminya.

dan peristiwa peristiwa yang tak mengenakkan yang baru saja saya alami membuat saya tak banyak bahagia. Membuat saya menyimpan luka dalam senyum. Dan menyimpan tangis dalam tawa. Dan selama saya “tidak menulis” saya mengalami fase dimana kehidupan mempunyai lika – liku yang panjang sehingganya saya banyak menyimpan kesedihan yang membuat saya tak mampu lagi untuk menulis lebih banyak.

Di malam menjelang pagi ini, saya kembali membuka buku harian  dengan sampul berwarna hitam yang sudah lama sekali saya abaikan begitu saja, ah mungkin saja diary ini kangen dibawa jalan jalan atau setidaknya minum kopi.

Saya perlahan membuka lembar demi lembar.  Dan yang saya temui pada laman pertama yaitu foto ayah. saya memang suka menyimpan potret ayah lalu nanti saya tempelkan dimanapun tempat yang membuat saya selalu mengingat nasihat ayah. beberapa foto saya tempelkan di kaca, dan sebagiannya ada di dalam dompet dan di buku harian saya.

Saya menelusuri lagi lembar demi lembar. Tulisan didalamnya warna – warni. didalamnya juga tertera beberapa quote dari penulis favorit saya dan selebihnya limpah ruah isi kepala saya. Setiap tulisan selalu mempunyai keterangan lengkap dengan tanggal bulan tahun hari bahkan jam detik dan tempat dimana saya sedang menulis. Rupanya, saya sedetail itu dulu

Sampai pada puisi terakhir pada tanggal 8 October 2015, Kamis. Xmrt. 17:52

“dan jadilah kau senja karena gelap kau ada. Karena gelap kau indah. Aku hanyalah kunang – kunang dan engkau hanyalah senja. Saat gelap kita berbagi saat gelap kita abadi”

Ah! Saya punya banyak hutang kepada buku ini! karena sudah lebih dari empat puluh hari saya tidak menulis, mengutip dan membaca. Sudah sepantasnya saya mendapatkan hukuman seperti ini dari Tuhan, mungkin buku tersebut mengutuk setiap langkah saya karena saya punya banyak sekali hutang untuk menulis. Pathetic

Dan karena isi kepala saya sudah sangat penuh sekali, saya harus menuliskannya kedalam beberapa puisi atau surat. saya akan melunasi hutang saya terhadap buku tua milik ayah.
Karena, dengan menuliskan apa yang ada didalam kepala saya pun kehidupan saya, saya merasa lebih lengkap dan lebih pas.

Terus terang saya bukan siapa siapa. Saya hanya seorang perempua biasa saja yang suka sekali wara – wiri kesana kemari, paling tidak suka diam, lalu kadang saya menulis. Dalam sekejap juga bisa tertawa – tawa seperti orang gila. Dan ya saya suka sekali merayakan perasaan saya dengan cara menuliskanya.

Walaupun belakangan ini saya kehilangan diri saya sendiri yang membuat saya tak banyak menulis. Oh pantas! Saya sering sedih untuk hal yang entah!

AH!

Setelah Hujan Reda

Hujan reda, kenangan masih deras di kepala
tentang kopi dingin yang luput dari kecupan bibir kita
sebab, sore itu kau sibuk mengecup pikiranku..
dengan kisah dari masa depan 
sementara
bibirku sibuk mencari alamat biar sampai ke lelah matamu.

Hujan reda, kenangan masi deras di kepala
tentang bocah - bocah yang basah di peluk hujan
bebas dihalaman rumah kita
dan aku serta engkau terlalu takut membaur 
sebab, kebebasan kadang tak memberikan pilihan
selain diam di tempat.

Hujan reda, kenangan masih deras di kepala
tentang warna abu - abu saat langit mendung
semendung mataku dan setelah asing pelangi
bertamu ke dalam matamu dan menawarkan 
rumah lebih bebas daripada sepasang lenganku.

Hujan reda, kenangan masih deras di kepala
tentang engkau yang kembang api
dan dadaku langit malam

Dor sekali. lalu tak tampak lagi.

Andi Gunawan

Andai Aku Bisa

belakangan ini suka banget degerin lagunya chrisye yang judulnya "andai aku bisa" wkwk. nah setiap kali saya dengerin lagu ini, ingatan ingatan tentang seseorang muncul di dalam benak saya, layaknya seperti sebuah layar tancap yang lagi muterin beberapa moment tentang seseorang yang diam diam ingin sekali membahagiakan saya, walaupun kondisinya sudah tak lagi memungkin kan.

saya ga mau munafik.
setelah saya mengetahui apa apa yang sebenernya terjadi. dan ternyata memang benar, mungkin disetiap tidur saya, ada yang diam diam mengharapkan kebahagiaan saya, kesehatan saya segera membaik ato saya selalu dilindungi oleh Tuhan.

saya berterima kasih sekali. 
untuk kamu.
telah mencintai saya sejauh sedalam dan seikhlas ini.
sudah mencintai saya, dengan "diam" yang sempurna.
sudah mampu memanjangkan sabar mu untuk menghadapi bentuk ke-kurang ajar-an saya kepada kamu. 

Andai Aku Bisa

Andai aku bisa ..
memutar kembali
waktu yang telah berjalan
tuk kembali bersama di dirimu selamanya.
 
Bukan maksud aku membawa dirimu
masuk terlalu jauh
ke dalam kisah cinta
yang tak mungkin terjadi
 
dan aku tak punya hati
untuk menyakiti dirimu
dan aku tak punya hati tuk mencintai
dirimu yang selalu mencintai diriku
walau kau tau diriku
masih bersamanya
 
walaupun kau tahu
kau tahu
diriku masih bersamanya

he said "thousand in one"

nyanyian ini saya dedikasikan untuk seseorang yang hampir 7 tahun mengenal saya. seseorang yang mengutamakan kebahagiaan saya.
terima kasih sekali atas semua yang kamu lakukan tanpa saya tau.
terima kasih atas doanya :')


BE BRAVE

BOOM!!

udah lumayan lama gua ga nulis btw. dan laman blog gua udah dipenuhi ama sarang laba laba eew, nd malam ini gua gatau mau nulis tentang apaan, ga jelas banget serius. karena sekarang gua juga lagi bikin bab 1 buat skripsiku sayang skripsiku beruntung-nya gua. iyain aja udah. hahahha.

oh. life !
nd btw. kalian pernah denger tentang "comfort zone" ga ?
exactly!!!

Zona Nyaman.

eeetapi tunggu. maksut gua bukan tentang comfort zone yang kekinian ya bukan tentang comfort zone nya anak remaja jaman sekarang yang ngartiin ke arah "fell" bukan itu.
yang gua maksut itu 

comfort zone dari kehidupan yang real. tentang diri sendiri. hm susah juga ngartiinnya. nah gini.
gua baru aja keluar dari zona nyamannya gua. keluar dari kehidupan dan rutinitas yang biasa gua jalanin. baik itu dari diri sendiri, keluarga, maupun hati. tanpa gua sadari. gua kebanting dari zona nyamannya gua. ya gua kebanting menuju kehidupan yang bener bener penuh dengan tanjakan dan gada satupun yang bikin gua ngerasa aman dan nyaman. seperti gelas yang dihempas dengan kuat ke lantai. PECAH!

awalnya memang gua ngerasa seperti dunia gua runtuh seketika. dihadepin dengan masalah yang bertubi tubi. tanpa henti. dan gada satupun yang bisa gua jadiin dinding kokoh untuk bertahan. selain diri gua sendiri. ya you know lah, seorang ririn. gadis berbadan kecil yang suka ngoceh ini di bikin mingkem ama Tuhan. bener bener stuck. stuck in the dark!!! tapi gada flashlight aaah eeq emang ,kalo ada kan backsoundnya jessie j. engga. gue becanda.  dan pada saat semua itu terjadi. satu satunya yang bisa diandalkan cuma "diri sendiri" 

pada saat semua itu terjadi
gua ga kenal ama diri gua sendiri
absurd gila! stres, depresi, frustasi, kacau
dan gada satupun yang bener bener tau kondisi hati gua yang sebenernya. ah asshole! im such a liar! yang jelas yang gua hadepin bener bener berat. berat. berattt banget, dimana semua yang gua jalani bermasalah. kuliah terancam DO, masalah keluarga, dan dikhianatin sama sahabat sendiri. iya gilak sekali ya pemirsah! semuanya meletak!!! duaaar !!! sesaat jatuh dan bener bener terpuruk nd nobody in my side. habis semua. 

gua berasa hidup di dunia limbo. penuh jebakan dan tak berwarna. hanya hitam dan putih. dan seiring berjalannya waktu hari demi hari gua laluin walaupun berat gua akhirnya sadar, 

satu-satunya yang bisa nolongin lu ketika lu jatuh terpuruk. cuma diri lu sendiri, cuma diri lu sendiri yang bisa lu andalin. 

gua sadar, gua ga sendiri, masalah datengnya dari Tuhan. jadi jangan hidup seperti layaknya ga ber-Tuhan. dan gua mutusin untuk ngadepin semua apapun yang terjadi walaupun semua itu berhubungan dengan masa depannya gua dan rusaknya hubungan gua dengan kedua orang tua gua, dan apapun yang terjadi. resiko juga ada ditangannya gua.

yah gausah ditanya juga bebannya gua gimana yah. berat pokoknya. 

hampir 3 bulan gua ngerasa melayang diantara hidup dan mati. Tsaaah. dan sekarang gua coba lagi balik kebelakang, ngingat semua yang berasil gua jalanin, dan yang tersisa hanya senyum haru dan ngebatin "ah rin! you are so strong!" nd just so you know, dear. gua baru aja ngelewatin "badday!" gua baru aja berasil keluar dari "comfort zone" nya gua!! yay!!  

dan sekarang gua ngerasa kalau emang Tuhan ngasiin cobaan hanya untuk menguji keimanan umat-Nya. yay! gua akhirnya ditegur ama Tuhan. Tuhan ngajakin gua ngomong. Tuhan mau ngomong serius ama gua. Tuhan akhirnya kangen ama gua. Tuhan akhirnya nengok ke gua. Tuhan akhirnya neriakin "JUMP!!!!" disetiap jurang yang gua lewatin dan saat gua jump yang gua temuin tangga untuk mencapai nyamannya gua yang real! okey. nd gua sadar. kalo the power nya gua lagi di cas ama Tuhan. just say alhamdulillah for everythings, God! love you so much. 

yak! gua bener bener udah keluar dari zona nyamannya gua!! its amazing !!!! YAY!!!
dan semua ini bener bener bikin gua lebih bisa ngehargain hidup, dan bersyukur lebih banyak. dan juga gua ngerasa dihadapan gua sekarang gua nemuin pintu yang bertuliskan.....

THE REAL OF LIFE.... 

dan gua udah mulai ngelangkah ke arah pintu tersebut, megangin gagangnya dengan sangat hati hati. daann

KREEEK!!!

DUAAAAARRR!!!


satu satunya yang bisa lo andalin itu cuma diri lo sendiri

Peristiwa

Apa kau tahu bagaimana rasanya berada dalam ruangan gelap yang kosong sendirian?
 
Kedinginan, kalaparan, ketakutan. Tak ada cahaya sedikitpun, tak ada suara, tak ada siapa-siapa. Dan yang bisa kau lakukan untuk menghilangkan rasa takutmu hanyalah dengan meringkuk sambil memeluk satu-satunya yang ada bersamamu. Dirimu sendiri.

Bagiku tempat yang hening itu selalu menakutkan.  Semakin hening tempat itu  maka semakin jelas yang aku dengar. Seperti  yang sedang ku alami saat ini . Aku bisa mendengar suara udara yang melewati hidungku lalu menuju paru-paru dengan jelas, mendengarkan suara gemuruh dari perutku yang kelaparan, mendengarkan suara air liur yang kupaksa masuk kekerongkonganku untuk menghilangkan rasa haus. Mendengarkan suara gigil  dari tubuhku yang  gemetar kedinginan.   Aku bahkan  bisa mendengar dengan jelas suara detak jantungku yang mulai terasa satu-satu, mendengarkan suara darah yang mengalir keseluruh tubuhku.mendengar tubuhku seperti sebuah mesin yang mulai kehabisan tenaga. Bukankah sangat menakutkan ketika bisa mendengar segalanya? Bukankah itu mengerikan?  Bahkan didalam keheninganpun bisa begitu sangat bising.

Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana aku bisa berada didalam ruangan ini. Hanya saja  yang aku ingat adalah wanita itu terus saja mengutukiku dengan kata-kata kasar, melemparkan benda-benda yang berada disekitanya kearahku, menyeret tubuhku tanpa iba dan kemudian mengunciku di sini. Diruangan gelap ini.

 Melawan? Tentu saja, aku ingin sekali melawan, aku ingin sekali berlari kedapur mengambil sebuah pisau yang biasa digunankannya untuk mengiris bawang. Lalu menusukan pisau itu keperutnya berkali-kali. Hingga wanita itu mengerang kesakitan dan jatuh tersungkur. Tapi aku hanyalah anak perempuan berumur lima tahun dengan tubuh kurus  tak terurus. Bagaimana mungkin anak seusiaku saat itu bisa melakukannya, lagipula aku berhutang kepada wanita itu, karena dia telah melahirkanku. Mengeluarkanku dari dalam perutnya yg pengap itu.

Ini bukan kali pertama wanita itu melakukan ini kepadaku, setiap kali dia bisa saja marah tanpa alasan dan melampiaskannya kepadaku. Bahkan ketika aku meminta ampun kepadanya wanita itu malah semakin geram dan terus berteriak memakiku.

“ampun bu… ampun, sakit”
“anak sialan! Sudahku bilang jangan panggil aku ibu! Aku bukan ibumu”

Ibu hanyalah seperti sebuah kata kosong yang tak berarti apa-apa bagiku. Tak pernah punya makna.  Aku menyebut wanita itu ibu karena begitulah aku memanggilnya. Hanya itu. Dan seorang ibu bagiku adalah tak pernah lebih dari orang  yang  mau meminjamkan tubuhnya  untuk diisi seonggok daging hidup yang akan menjadi parasit selama sembilan bulan. Dan lalu mempertaruhkan hidup dan matinya untuk mengeluarkan daging hidup tersebut. Jika beruntung dia akan hidup dan berhasil mengeluarkan parasit itu hidup-hidup dari tubuhnya. Jika tidak salah satu dari mereka akan mati. Bukankah menjadi seorang ibu itu adalah pilihan yang sangat konyol? Namun sialnya bagi wanita itu adalah ia orang yang beruntung karena aku berhasil keluar dari perutnya hidup-hidup.

Jika sebutan seorang ibu bukanlah untuk orang yang telah melahirkanmu…lalu?
Aku menuntup mataku rapat-rapat  lalu menarik kedua kaki  hingga lututku menyentuh pipi. Aku meringkuk lebih dalam. Memeluk tubuhku yang hampir beku kedinginan.  Suara jantungku terdengar sangat keras, seolah-olah aku sedang berada didalam tubuhku sendiri.  Perlahan aku mulai menikmatinya. “suara yang sangat indah…” aku memeluk tubuhku lebih erat lagi. aku sepenuhnya tidak bisa merasakan jemari ku lagi namun suara jantungku masih bisa kudengar.kemudian samar-samar  aku mendengar suara lain, seperti  suara langkah kaki. Mungkin ada seseorang yang sedang berjalan-jalan di jantungku. Suara kaki itu semakin keras mendekat . Derik engsel pintu gudang yang berkarat membuat telingaku penggang.  Udara yang kuhirup…aroma yang sangat kukenal. Aroma mawar  yang begitu kental. Aku membuka mataku, aku melihat cahaya dari balik pintu yang terbuka itu. Tulang leherku seperti mau patah, karena aku meringkuk terlalu dalam.

“Apa kamu mau selamanya disana?”
“keluarlah! Ambil makananmu dan kemudian tidur di kamarmu”

Aku tak bisa bersuara. Terlalu lemah untuk itu.
Wanita itu geram karena aku tak menyahut ucapannya. Lalu dia menuju kearahku, menjepit rahangku degan satu tangan, memaksaku melihat ke arahnya hingga kepalaku terangkat dan aku terduduk..Suara benturan demi benturan terdengar seperti bunyi kasur yang dipukuli saat dijemur, diiringi suara keretak tulang yang patah dan erangan kesakitan.  Aku berjalan menelusuri tangga, menuju tubuh wanita  itu yang tergeletak didasar tangga dengan posisi aneh. Kepalanya menoleh dengan kemiiringan tak wajar, lengan tangannnya berbalik ke arah luar, dan kakinya mengangkang. Aku berjalan melewatinya. Tanpa memedulikannya.

“Apa yang kamu lakukan kepada ibumu , anak setan?!”

Aku berbalik melihat kearah wanita itu. Darah segar keluar dari mulut dan telinganya, sementara darah kental tampak mengalir menggenangi kepalanya. Dia menatapku dengan berkaca-kaca sambil terus berusaha menggerakan tangannya. “Tolong… “ suaranya seperti tercekik dileher.

“bukankah, kamu  bukan ibuku ”

Aku tersenyum. Untuk yang pertama kalinya aku bisa tersenyum menatapnya. Kemudian aku berlalu menuju dapur, mengambil piring, mengisinya dengan nasi dan lauk. Membuka lemari es, mengambil apel hijau yang tersusun rapi, memakannya segigit  dan menaruhnya lagi ditempat semula.  Setelah itu aku berjalan menuju kamar. Melewati tubuh wanita itu yang sudah tidak bergerak.

Kesalahan pertamanya adalah membuatku berada didalam rahimnya. 
Kesalahan keduanya adalah membiarkanku terlahir didunia ini.
Dan kesalahan terbesarnya adalah menunjukan kepadaku bagaimana cara menjadi dirinya. 

jetaime

Mungkin, bagi sebagian orang, bilang “aku cinta kamu” bukanlah hal yang penting, karena namanya cinta itu lebih baik dibuktiin lewat tindakan bukan cuma kata-kata. Tapi, ada pula sebagian orang yang menganggap bahwa perasaan itu selain dibuktikan, ya harus diungkapkan.
Apapun itu, lakukanlah dengan sepenuh hati.

Seperti saat ini.

Saya mencintai kamu, dengan segala kekurangan yang ada di dalam dirimu.
Saya tak peduli seburuk apapun kamu, sekelam apapun masa lalumu, sehancur apapun keadaanmu kini. Kenyataan bahwa kamu pernah membuat saya kecewa begitu dalam, seketika termaafkan. Bodoh? Ya, itu saya.

Saya pernah menangis, tersenyum, tertawa terbahak-bahak karena kamu. Saya pernah sangat rindu, sangat benci, sangat marah, pun kepada kamu. Dan kenyataan bahwa saya masih mencintaimu membuat saya menelan semua rasa itu tanpa mengeluh.

Apakah cinta itu membuat seseorang buta dan tuli? Saya rasa, tidak. Buat saya, cinta saya kepada kamu hanya membuat saya mengesampingkan logika. Saya masih bisa mendengar omongan buruk dari mulut orang lain tentang kamu, saya masih bisa melihat kamu melakukan kesalahan, namun, saya tak pernah menghiraukan.

Apakah membuktikan rasa cinta jauh lebih penting dari pada mengungkapkannya? Buat saya sih nggak ada yang lebih penting, semua harus dilakukan dengan seimbang. Dia juga pengen denger saya bilang “aku cinta kamu” sesekali, dan saya juga pengen meyakinkan dia bahwa semua itu bukan sekedar kata-kata. Bagi saya yang terpenting, jangan mengatakannya kalau kamu tidak sedikitpun merasakannya.

Apakah cinta tak harus memiliki? Ya. Sama seperti memiliki tak selalu dicintai. Banyak yang bersama, namun hanya sekedar fisiknya. Banyak yang terpisah, namun hatinya tak pernah ke mana-mana. Banyak yang berpindah kota, namun tetap tinggal di dalam satu kenangan. Cinta tak sesederhana dua orang yang bertemu kemudian bisa saling memiliki raga dan hati, cinta selalu membutuhkan perjuangan, dan manusia membuatnya semakin rumit.

Apakah cinta itu pamrih? Selalu. Mereka yang mencintai, selalu ingin dibalas cintanya. Mereka yang berjuang, ingin dilihat perjuangannya. Mereka yang hadir, ingin dihargai kehadirannya. Mereka ingin, namun, ketika mereka sadar mereka nggak bisa, mereka harus ikhlas.

Cinta itu seringkali bikin logika kalah sama hati, makanya banyak yang kadang terlihat nggak masuk akal. Sah-sah aja cinta banget sama orang, tapi coba renungkan; apakah dia pantas?
Apakah kamu layak untuk dia? Banyak yang jawabannya “tidak”, tapi masih denial.
Ujung-ujungnya, ya sakit hati sendiri.

Cinta adalah pilihan. Saya memilih mencintai kamu, saya memilih berusaha membahagiakan kamu, saya memilih membuat kamu senang di hari-hari terburukmu, saya memilih untuk masih di sini. Dan kamu, kamu bisa memilih mengabaikan saya atau paling tidak, menghargai kehadiran saya, jika memang kamu tidak bisa membalas cinta saya.

Saya cinta kamu, kamu yang dulu meninggalkan mereka untuk saya, kamu yang dulu menginginkan saya, kamu yang dulu bilang “terima kasih sudah hadir di hidup saya”. Kamu, yang dulu masih milik saya sepenuhnya seutuhnya.

Takkan Terganti

ini kisah tentang empat orang cewe yang gatau kapan nyatunya dan menjadi sebuah hubungan yang disebut dengan "sahabat"

yap! sahabat

jadi kali ini saya mau berbagi sedikit cerita tentang mereka yang saya sebut dengan "malaikat" yang merupa menjadi cewe cewe cantik, bawel, garang, dan kadang banyak garingnya.

berawal dari kedekatan saya dengan cewe putih berambut panjang ikal dan bermata bello, fadilla ovia retno. saya biasa manggil dia dengan nama "dila" ga neko neko emang wkwk nah jadi cerita awal akrabnya, dulu deng flashback sedikit ngehehe, saya masi mengingat jelas, bagaimana awal pertemuan saya dengan cewe bawel ini. awal pertama kali saya bertemu dengan ini cewe. pada saat MOS! hahah iyaaa MOS deng, nah jadi kan saya kebagian di grup 1 oke saya lupa apaan deng namanya. nah saya duduk nomor dua dari belakang, pada saat itu saya udah kebagian teman buat duduk bebareng. jadinya pada saat saya sibuk nyiapin atribut yang bakalan saya kenakan. nd then! saya dikejutkan ama seorang cewe ...

"eh iya, dibelakang ada yang nempatin ngga?"

nah bener, si dila dongo ini nanyain tanpa kenalan masa  -_- langsung saya ngejawab 

"ngga tau"

hahahah tai bener ya, sebenernya saya tau bangku dibelakang saya gada yang nempatin wkwk, jadi ceritanya juga saya ama dila satu kelas, yaitu X.1 kesan pertama saya ketemu ama dila ini yaaa bener bener deh, 

"eh gila, ini anak songong banget sih"

"njir, gasuka banget dah gua"

jadiny saya ama dila ini ga deket deket amat, biasa biasa aja. malahan juga dila ga suka juga ama saya  wkwk, si dila ini punya temen deket namanya "Shofiyatul Hasnah" jadi awalnya itu saya bener bener ga ngeh ke mereka. wkwk abis gimana ya, shofi ama dila ini punya banyak temen. dan bener bener "gaul" karena emang,  saya orangnya kalo ga ditegur duluan saya gabakalan negur. iya diem aja anteng anteng cuek, ngehe kan ya. nah di awal semester 1 saya bener bener jarang ngomong ama ini anak bedua, padahal merekanya duduk didepan saya dah wkwk, sampailah pada saat saya dapet info kalo si dila ini lagi pacaran ama yang namanya "wawan" ahahah temen main saya diruma, temen masa kecil, temen masa TK, temen sekomplek! daan temen satu kelas juga. jadi si dila ama wawan ini pacaran satu lokal!si wawan ini suka iseng curhat2an ke saya tentang ini cewe, dan akhirnya karena dila itu orangnya humble sekali, gatau kapan deketnya. saya ama dila udh mulai deng sering sharing ato bisa dibilang "udah mulai temenan" dan itupun ga terlalu deket karena apa? sidila punya geng di sekolah, rame pula -_-' saya ga doyan ama yang begituan jadi teteup ga ngeh sama sekali ke ini cewe. dan shofi juga, temen segengnya dila. iya mereka berdua kemana mana berdua mulu, kompak sekali pokoknya. lain halnya dengan shofi, cewe pintar satu  ni bener bener banyak temen terus juga banyak yang suka ama dia, apalagi senior. nnti tiap masuk lokal adaaaaa aja senior yang nyariin dia. ga lupa juga ! ama cewe manis, pendiem, dan pintar "Suci Riezsa" temen segengnya dila juga. mereka bertiga "segeng" dan saya ?? wkwk sejujurnya saya susah cocok kalo temenan ama cewe, jadi pas di kelas 1 SMA itu temen saya cowo semua, bahkan ga jarang saya duduk di paling belakang bareng fuad, ato zaky, deni, hardi dll. ganti ganti pokoknya. berawal dari sanalah, temen temen cewe gaa ada yang suka ama saya. termasuk dila sofi dan suci, dan yang lain lain. tapi hubungan saya ama ini cewe betiga tetep biasa biasa aja, tapi ga deket. jarang ngomong. asli dah. 

---------------

"in, lo jurusan ipa. xi ipa 3"

anjirrrrrrr bener, saya beneran ga niat banget masuk ipa, kenapa bisa?! vina. temen sebangku saya yang bener bener saya sayang yang ngasi tau ke saya kalo saya kebagian di ipa. saya gamau pisah ama vina masa ya. dan akhirnya saya minta temenin ke vina buat kekelas ipa. dan yang bener aja saya sekelas lagi ama

dila dan shofi

sementara suci, kebagian di xi ipa 1

jadilah, saya mau inshaf biar ga dicap yang ga bener lagi ama temen temen baru dikelas karena banyak temen cowonya, sering duduk ama cowo. saya mutusin buat duduk di barisan paling depan. ama cewek! tapi dipojok deket pintu wkwk, gapapa lah saya hoby tidur soalnya. oke abaikan. 
Nah. sementara shofi ama dila, mereka sebangku lagi wkwk. tapi duduknya di tengahan gitu. dan karena mungkin kami nya sekelas lagi, saya sering diajakin ama dila ke kantin ato kemana, nd saya kecipratan tenar deng, iya dila ama shofi tenar disekola, banyak yang kenal ama mereka. dulunya juga punya geng soalnya wkwk. karena keseringan kekantin berdua dan kadang sholat ato nemenin dila ke wc! kami di bilang mirip. mungkin sama sama berhidung mungil kali ya, oke pesek sebenernya. terus juga sama sama punya lesung pipi, dan mata yang lumayan gede. jadinya kami sering saling manggil "twin" sejak saat itu. saya ama dila makin deket haha. dan karena saya ama dila deket, ga nutup kemungkinan saya ama shofi juga pasti deket! shofi ini anaknya pintar dan asik diajak ngomong. humble sekali dan bener bener pas kalo diajak ngetawain org wkwk, iyaaa walopun dia pinter ato deket ama banyak guru, tapi hal itu ga nunjukin kalo dianya sombong ato susah diajak temenan, ya kan gitu biasanya murid yang deket ama guru juara mulu, pasti deng. pendiem susah diajak ketawa, dan otaknya belajar mulu, hidupnya buku matematik dan segala macem, saya ga ngerti wkwk. tapi shofi beda! pinternya nonjol, asiknya nonjol dan ga kaku! kadang2 gila wkwk 

baru deh saya mikir

"eh ini gua salah penilaian ke mereka deh, dila ga songong. asik malahan, ramah juga. shofi ga kaku. humoritasnya tinggi juga"

sejak saya masuk ke kelas xi ipa 3 dan langsung akrab ama mereka. saya ngerasa. "gila masa SMA gua keren nih" jadi selama kelas 2 saya bener bener akrab ama mereka, kemana mana bertiga barengan ngapain gila gilaan bareng. sampaila pada kenaikan kelas.

saya pisah ama dila :( dilanya xii ipa 3 
saya ama shofi xii ipa 2

jadi sebelum masuk kelas, saya udah janjian nih ama shofi bakalan sebangku, eh taunya melenceng deng, shofi sebangku ama vani, temen segengnya dulu. tapi karena saya bisa belajar jadi orang yang asik dan humble dari mereka berdua, dila ama opi. saya ngalah. nd you know.

saya sebangku ama. "Suci Riezsa"

dan tetep saya duduk di pojokan paling depan biar bisa nyender ke dinding lipat tangan di meja dan tidur wkwk dan dibelakang saya itu ada shofi ama vani. tetep dong ga jauh2 dari shofi hehe pinter sih, bisalah. dikit. nyontek hahahah ga ga ga. karena saya cocok ama dia. udah itu aja.

gila! sebenernya saya agak gimana gitu ya duduk ama suci ni, gatau kenapa saya mikir nya 

"ini cewe pasti terkoordinir nih"

"ini cewe pasti kaku"

"ini cewe pasti susah diajakin becanda nih"

"ini cewe pasti isi otaknya belajaaaaar mulu"

"ini cewe pasti suka pulang cpt nih"

"ini cewe pasti milih milih temen nih"'

"ini cewe pasti susah cocok ama gua nih"

"ini cewe gila cantik bener"

dannnnnnn ternyata! saya salah besar hahahahah suci ato si sapi ini (sapi = panggilan kesayangan a.k.a sauak picak) ga seperti apa yang saya pikirkan. dari awal pertama mulai deket banget juga udah ketawaan bareng.

selama saya sebangku ama dia. saya bener bener cocok. ngapa ngapain berdua, ketawa jabrah berdua, ngegila berdua, ngetawain orang berdua, ke GOR berdua, nyalon berdua, bahkan kadang juga saya sering nungguin dianya pacaran di sekolah, biar bisa ntar pulang bareng bedua. yaelah -_- curhat curhatan berdua. saya ama uci ini ga itung2an. sistemnya "punya lo punya gue, punya gue punya lo" dan pernah di beberapa kejadian kadang bikin ngakak ngakak anjir gitu yah wkwk jadi ceritanya kami pulang  dari GOR. mau pergi makan nih, awalnya saya mikir sih 

"lah ini si uci katanya gada uang malah ngajakin makan. ditempat yang beginian lagi, ler" 
(jadi cafenya itu harganya lumayan lahh, buat anak sekolah, termasuk mahal)

ga lama dia markirin motor terus, natapin saya dan ngajakin masuk.dan langsung saya samperin 

"elu bilang gada uang njir, boong aje lu"

dengan keren dan elegan dianya ngejawab

"kan ada eluuuuuuuuuu in"

langsung deng gua ketawa jabrah ngakak anjir wkwk 

"ini nih baru konco! oke masuk. tenang. ada gua"

dan saking lengketnya ama saya, temen temen segengnya uci yang lain selain dila ama sofi. ngejauh gitu, dan bener bener GA SUKA ama saya. tapi yang bikin sedikit canggung itu dulunya yah, itu si dila yang biasanya saya barengan ama dia, jadinya ada jarak gitu :( abis gimana kelas memisahkan. si dila ngambekan gegara saya ama uci berduaan mulu terus juga pernah nyalon ga ngajakin dia. bukannya ga ngajakin tapi piginya mendadak gitu :( tapi hal tersebut ga berlangsung lama. ga dila namanya kalo ga pengertian. tapi teteup deh shofi, itu cewe anteng anteng aja sih. karena ya shofi anaknya bener bener ga ambil pusing, lagian juga saya sekelas ama dia hehehe. 

dan ada satu kejadian yang bikin saya bener bener haru. demi apa ini beneran haru :')

jadi semua anak IPA ngadain acara homestay gitu. saya dila ama shofi ikutan. kecuali uci. karena apa? uci nya lebi milih homestay-nya anak IPS :( tapi gapapalah. karena saya ama dila beda lokal jadi kami beda mobil, saya nya bareng ama shofi. 

jadi diperjalanan bus dari kelas saya ban nya bocor, sementara bus nya dila udh duluan ya jelas dong dila duluan nyampe. 

dan yang bener bener bikin saya ama shofi tamba sayaaaaang banget banget ke dila. pada saat bus saya nyampe di penginapan saya ama shofi langsung turun dari bus dan kaget dila udah ada didepan bus. yap bener ! saya ama shofi ditungguin dila :") nah shofi langsung ngomong gini ke dila 

"jadi cottage kita yang mana dil?!"

dila langsung narik tangan nya saya ama shofi dan bilang dengan tegas 

"udah deh diem. kita sekarang cari cottage yang kosong, terus tidur bertiga disana. anak anak yang lain pada gamau lagi nambahin anggota cottage nya selain gua. gua gamau ninggalin kalian"

demi apa!!!! saya bener bener haru!!!!!! jadi si dila ninggalin gengnya dan milih tidur bareng saya ama shofi. sebenernya saya tau. shofi sebenernya kebagian tempat karena dia bagian dari gengnya dila, cuma saya, yang gada geng gengan :') dila cuma gamau nyinggung perasaan saya. 

balik dari homestay, disekolah. dila main kekelas dan nyamperin saya uci ama shofi, dan kita sharingan gitu tentang homestay. dan setelah uci tau, sayanya disisih-kan gitu. suci bener bener deh marah banget. bawelnya kambuh. sejak saat itu. saya ngerasa.

"ya allah. saya ga salah milih temen. makasi banget ya allah:")"

dan shofi! 

cewe satu ini bener bener udah menjadi sosok seorang kakak buat saya. karena apa? karena cuma dia yang paling keras makiannya kesaya kalo saya bikin salah. bener bener dewasa ! cewe yang ga segan segan marahin temennya kalo temennya salah. bodo amat ama celotehannya yang jelas cewe satu ini bener bener dewasa, dan tegas. 

jadi selama saya deket banget ama dia, cewe ini selalu ngarahin saya ke hal hal yang postif, suka marah kalo saya tidur dikelas, kalo saya ga bikin PR, entar yang ada dimarahin dulu abis dimarahin baru deh dikasi contekan PR ama dia wkwk, trus juga cewe yang ada cape capenya bilang ke saya 

"ririnnnnnnn, leletnya bisa diilangin ga sih?! gua tinggal nih"

"emang elu ya, manusia paling paling paling lelet!"

"jangan mau dibodohi cowo"

saya sangat teramat bersyukur bisa deket ama opi. karena memang sayangnya keliatan. walopun diantara saya dila ama uci. cuma saya yang paling sering dibawelin. ujung ujungnya dia blang

"elu tuh ya, org marahin itu karena care, karena sayang"

iyaaap! emang bener sampe sekarang, sosok seorang shofi ga ilang2. teteup khas dengan bawelannya dan peratiannya untuk saya, uci dan dila :)

sampai pada saatnya saya gatau kapan nyatunya saya uci dila opi. yang jelas. saya ama bereka bertiga ini udah nyatu aja tanpa direncanakan tanpa diketahui tanggal tanpa ada moment. dan sampai pada akhirnya kami semua sadar akan satu hal

"kita disatuin ama Tuhan. udah kita cocok berempat. kita lengkap berempat. kita ga ngerasa kurang kalo udah berempat kita saling sayang kita saling dukung kita saling sharing kita udah pas"

jadi kalo diceritain gimana awalnya kami berempat. saya juga bingung.

karena terkadang tanpa disengaja kami bertemu berbincang, dan lupa hari. dan bener deh udah ga kerasa sudah 5 tahun . saya ama mereka nyatu gitu aja. tapi kami saling kenal udah 7 tahun. ditengah kesibukan selalu deh nyempetin buat ketemu dari awal semster pertama ampe salah satu diantara kami wisuda, yap ! dila. 

jadi saya ama mereka semua dari kami beda profesi deng semuanya haha. saya perawat, shofi guru, suci hukum ama sarjana matematika, dan dila kesling. dan dengan kesibukan yang luar biasa selalu nyempetin 1 atau 2 jam buat ketemu walopun itu hanya 2 kali sebulan ato bahkan 3 bulan sekali :') tapi sekalinya ketemu lupa waktu. sibuk sharing masalah kuliah, cinta, sibuk ketawa, banyak pokoknya! hidup saya gabakalan ngerasa lengkap kalo gada mereka :') 

pernah terkadang pada saat kita ngumpul, saling bertanya tanya sendiri

"eh kita kapan nyatunya sih? ceritanya kapan sih?"

"lah mungkin deket bangetnya pas les kali ya ato satu ekskul"

"ah gaaaa itu deng pas ngambil ijazah"

"ah ga lah, kita dah nyatu tapi jarang ngumpul gini, guanya ama uci mulu. lo nya ama opi mulu"

"jadi kalo gua bikin tulisan, gua ngomongnya apa nih?!"

serempak kami menjawab "kita disatuin Tuhan"

ternyata emang bener ya apa orang orang bilang. sahabat sejati itu emang ada. yang ketawanya paling keras saat jatuh tapi paling keras juga nolongin buat bangkit lagi. yang ga pernah sungkan ngebela sahabatnya didepan temen nya yang lain. yang nyadarin dengan cepat ketika satu sahabatnya udh diluar kendali, yang nerima apa adanya, yang ga bosen bosennya ngingetin "jaga kesehatan lu nyet?! sakit mulu, mau mati lu?!" ama sahabatnya, yang gada bosen bosennya ngedengrin curhatan sahabatnya yang itu itu aja. yang ga pernah nyimpan rahasia apapun dari sahabatnya. yang selalu ngingetin kesahabatnya "udah jangan galau lagi, kan ada gua ama yang lain. ah lemah amat lu. sini peluk". yang selalu suka cemburuan kalo sahabatnya deket ama temen yang lain. yang ga sungkan sungkan buat bilang "bayarin gua makan gada uang ntar gua ganti, ama sepiring nasi diruma gua ya" dan dibales "anjirrr, makan nih!". yang selalu ngingetin sholat satu sama lain dan kalo satunya lagi maless sholat satunya lagi nyeloteh "dasar kafir tulen emang ya! sholat woi! PMS mulu lo" yang ketawa jabrah ngetawain org lewat bareng bareng. saling ngebantuin buat tugas, saling berkabar, saling berpetualang, saling nyupain makanan, saling luluran bareng, saling nungguin, nangis bareng2, galau bareng2, ngecat rambut bareng2, masak bareng2, makeup-an bareng2, saling dukung, saling ngisi, salig ngebully bareng. semuanya saya dapetin didalam diri mereka.

karena kami saling sayang.

dan beginilah penampakan dari mereka :)


jadi, mereka bertiga yang sangat saya sayang itu ..........

*Suci Riezsa Dessyluviani*


*Shofiyatul Hasnah*



*Fadilla Ovia Retno*


IIN SAYANG KALIAN BANGET YA :)

without you

Padang, 27 September 2011

“apakah benar benar tidak ada lagi yang bisa diperbaiki dari hubungan ini ?” tanyanya malam itu. ia masi mengingat jelas getar suaranya ketika perpisahan itu terjadi. 
“Tidak ada” ucapnya lirih. Tanpa ekspresi apapun tidak senang tidak juga sedih. 
“baiklah. Aku tidak akan memaksamu untuk tetap tinggal. Tapi kamu harus ingat satu hal” ungkapnya dengan suaranya yang semakin serak, lalu ia melanjutkan ucapannya 
“siapapun orang yang akan menjadi kekasihmu selain aku. Jangan salahkan aku jika suatu saat nanti aku kembali datang hanya untuk mengacaukannya” desisnya pelan 
Perempuan tersebut hanya diam, tak ada bantahan apapun mendengar ancaman lelaki yang pernah sangat ia cintai tersebut. Ia merasa kosong. Tatapannya nanar kelangit langit kamar yang dipenuhi glow in the dark. ia masi menggenggam ponsel yang menghubungkannya dengan lelaki itu. dan 
Tuut.... tuut... tuut 
Panggilan terputus.
Lelaki tersebut memutuskan panggilan. 
Ia tersenyum kecut matanya yang sudah bengkak karena tangis yang tak kunjung henti semakin bengkak ketika bulir – bulir air tersebut mengalir lagi dari matanya. 
“kenapa kamu sulit sekali untuk bertahan pada satu pilihan, sayang” desisnya pelan sambil meraih boneka pemberian lelaki tersebut, memeluknya. Dan terpejam.
--------------------------------------------

Padang, Desember 2012

Seorang perempuan berambut sebahu yang diikat keatas tak beraturan, bermata cekung duduk di tengah ruangan, kaki kirinnya berlipat dan kaki kanannnya bersila, sebuah laptop yang bertuliskan “bimo” dengan spidol putih pada bagian depan laptop berada diantara kedua kakinya yang terbuka, ia menggigit rokok sedangkan kedua tangannya sibuk mengetik diatas keyboard laptopnya, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa apa, hampir tidak ada ekspresi disana tidak takut tidak juga senang. Namun matanya nyalang bergerak ke kiri lalu kekanan seiring jemarinya menari tanpa henti, ribuan belati yang telah terasah baik menancap kedalam sana, mungkin sedang membelah ribuan huruf huruf tak berdosa. Putung rokok memenuhi bekas aqua gelas yang kerap kali dijadikannya asbak yang berada disebelah kanan kakinya, bahkan ada beberapa yang ikut terjatuh ke lantai dimana bungkus bungkus rokok berserakan sama kacaunya. Kamar itu hanya diisi kasur yang seprainya berantakan dan satu buah lemari tua milik ibu kos, bantal dan selimut teronggok di kaki kasur. Tumpukan buku buku memenuhi dindingnya yang bersih, baju baju terkapar disudut lantai tanpa lemari. Musik mengalun kencang, entah lengkingan atau jeritan, atau gumaman, mungkin Pink Floyd atau Tame Impala, hanya dia yang paham. Perempuan itu sedang membangun dunianya sendiri. 
Tok .... Tok ... Tok. 
Maya membuka pintu dengan gayanya yang khas dan langsung merebahkan dirinya kekasur dengan menelungkup, tas yang dipegangnya pun di lempar kesudut lemari. Dan maya langsung  menoleh ke arah perempuan tersebut. 
“lo ngapain ? musiknya kekencangan! Kenapa lagi? Nulis lagi ?” 
Perempuan tersebut menghisap dalam rokoknya dan menyandarkan dirinya sejenak, menatap kosong kelangit langit kamar kos dan sesekali mengerinyitkan dahinya sembari memejamkan matanya , seperti sedang mengingat sebuah kenangan pahit. Gumpalan asap hampir saja memenuhi tatapannya. 
Maya hanya diam melihat tingkah perempuan yang sudah dianggapnya saudara tersebut, ia membalikkan badannya turut menatap langit langit kamar dan menghembuskan nafas panjang, dan ia kembali menanyakan hal yang sebenarnya sudah bosan ia tanyakan. 
“dia lagi ? cinta ga harus sampai semerana ini, mel” 
“gue bakalan nunggu dia sampai dia pulang, may” gumam perempuan berbadan kurus tersebut, menggigit rokoknya dan kembali memainkan jemari diatas keyboard laptopnya, membelah huruf, tanpa ekspresi apapun. 
TAK! 
Sentuhan terakhir di keyboard laptopnya, dengan tatapan yang kosong sebuah senyum tipis menghiasi wajahnya. Ia bangkit menuju meja rias. Ia meraih pigura kemudian mengamatinya. Mata teduh laki laki itu beradu dengan mata cekung gadis di dalam foto. Si perempuan itu meraih pigura tersebut menatapnya dan
“DUAARR!!” 
Pigura tersebut jatuh membentur lantai, pecah.Lalu 
HENING.
--------------------------------------------

Padang, September 2013

“mel, ntar gue jemput lo kekos. Ga lupa kan skg ada acara reuni alumni ?! musti datang dong! Ok. See ya” 
Ia baru saja membaca pesan bbm dari temen sebangku masa sma nya dulu. Tersenyum tipis. Dan kembali memasukkan hand phone nya kedalam saku celana kanannya, tatapannya kembali kepada layar infocus dan memperhatikan dosen yang sibuk ngomong tentang mata kuliah anatomi tubuh manusia yang sama sekali tidak ia sukai. 
Sesaat pikirannya menerawang 
Ia kembali mengingat persis setiap detail dari kejadian kejadian menyakitkan yang dialaminya pada masa sekolah dulu, ya masi tentang laki laki bermata teduh tersebut. 
“sialan!” desisnya pelan. 
Satu satunya jalan untuk ngelawan rasa sakitnya cuman satu. Bahwa ia harus menghadapinya, tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan bertemu lagi dengan lelaki ltu. Dikeluarkannya ponselnya dan  ia pun membalas pesan bbm yang tadi sempat tidak ia hiraukan. 
“gue pergi vi, jemput gue sekarang, gue tunggu”

INT TAMAN BUDAYA
Ia mengenakan baju lengan panjang yang agak sedikit jungkis yang dipadukan dengan celana panjang ketat hitam, rambutnya yang sebahu ia biarkan saja jatuh tanpa mengenakan jepitan ato ikat rambut. Dan poni nya yang khas menutupi keningnya dan alis matanya. Ia berjalan beriringan dengan luvy temen sebangku nya dulu yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri, menuju kerumunan orang orang yang berdiri disudut koridor kiri. 
“hey! Com, gayenye ga dateng. Nongol juga kan akhirnya” ucap lando pria yang khas dengan style nya yang casual. 
Ia hanya tersenyum tipis sesekali menengok ke arah kanan dan melihat lalu lalang orang yang berjalan di depannya. 
Dan satu mata melekat padanya. 
Laki laki dengan mata teduh. Laki laki dengan sejuta rahasia didalam matanya laki laki yang paling andil membuat kepribadiannya menjadi apatis. Laki laki yang sangat ingin ia jauhi. Laki laki yang menjadi alasan mengapa ia ada disini sekarang. 
Ia langsung menepis pandangannya berusaha untuk tidak bertatapan lagi dan tidak salah tingkah atas apa yang ia lihat, ia beranjak dari tempat duduknya tadi dan mendekati luvy yang sedari tadi sibuk berfoto dengan teman teman yang lain, 
“wajah lo kenapa mel? Kok canggung gitu ? kenapa ? ada dia ya ?” tanyanya dengan suara sedikit berbisik.
Ia hanya mengangguk pelan dan tetap berdiri membelakangi laki laki tersebut. Ia tak ingin menatap matanya ia tak ingin terhanyut lagi ke dalam perasaan perasaan yang membuatnya lemah. Membuatnya tak menerima keadaan. Yang membuatnya merasa kehilangan. 
Laki laki tersebut mendekat kearah kerumunan alumni alumni lain yang dimana semua dari mereka adalah teman akrab ia sendiri. Namun laki laki tersebut tak lagi memandanginya dan hanya melewatinya begitu saja. 
Ia hanya diam. Degupan jantungnya makin kencang, ia benar benar salah tingkah, ingin rasanya ia pulang saat itu juga, namun ia tau ia hanya terlihat konyol kalo ia meminta luvy untuk anter ia pulang sekarang. Ia harus mengahadapinya. 
Acara berlangsung meriah, diiringi dengan tarian daerah dan dance yang ditampilkan oleh para siswa siswi tempat ia sekolah dulu. Dan semakin ramai pada akhir acara karena seluruh alumni bersalaman dengan para alumni lainnya. Ia sibuk merangkai senyum kepada teman temannya yang lain sedangkan ia tau jantungnya tak berhenti berdegup kencang sedari tadi. didalam kerumunan ia mendengar seseorang memanggil namanya, suara serak yang sangat ia hafal. Pemilik suara itu memanggilnya. 
“mel, salaman sama aku yuk ? belum kan?” ucapnya dengan setenga merayu 
“yaudah sih mel, masa sama kita kita aja sama dia kapaaan? Salaman gih, damai woi damai!!” teriak nico yang tak lain adalah pacar luvy sendiri. 
Ia kaget setenga mati, pertahanannya runtuh, ia tampak konyol dan benar benar salah tingkah. 
“anjrit!!” gerutunya dalam hati. 
Tanpa aba aba tanpa ucapan apa apa yang keluar dari mulutnya, ditengah kerumunan. Laki laki tersebut menarik tangannya dan tepat! Satu ciuman mendarat di pipi kanan nya. Di dalam kerumunan junior2 sma dan alumni2 sma. 
“cieeeee...” teriak teman temannya yang lain yang memandangi peristiwa tersebut. 
Ia hanya diam mukanya merah padam. Ia melepaskan tangan laki laki tersebut dengan kasar. Dan pergi begitu saja. 
Di perjalanan pulang. Ia menangis sejadi jadinya.
--------------------------------

Padang, Juli 2014

Dunia menawarkan banyak sekali warna. Sebut beberapa, bahkan lagu balonku ada lima serta pelangi – pelangi belum mampu menyebutkan semuanya. Kamu paham betul, ada anak kecil cerewet dan penuh pertanyaan di dalam diri seorang perempuan keras yang kini kamu kenal, Aku. 
Aku kerap mengeluhkan tentang hidup yang abu – abu, langit yang tak selalu tersapu warna senja oranye keunguan demi sebait puisi untuk merayumu. Senyum serta tatapan teduh milikmu adalah satu satunya cara untuk membungkamku karena kamu tidak punya gulali. Aku tidak keberatan caramu menenangkanku lebih dari manis.
Sebab aku sadar .....Yang kamu lihat ketika aku sedang meracau dan mendebatmu lantang – lantang adalah gadis kecil ketakutan yang meringkuk di sela tinggi suaraku, merapatkan tubuhnya semakin dalam menghindari tajam belati mataku. 
Kau tahu, aku menyukai hitam. Aku tidak perlu repot mencari warna lagi, karena hitam adalah warna. Hitam sepekat dan sekelam apapun tetap saja sebuah warna. 
Dibalik teduh matamu, kau tahu hitam bukan pilihan dan aku kesulitan mencari warna selain hitam. 
Sebab itu, ketika aku terlelap. Kautinggalkan aku sebungkus bianglala dengan pendar segala wara, karena balonku ada lima serta pelangi – pelangi belum mampu menyebutkan semuanya.

INT KAMAR TENGAH

Didalam ruangan yang padat yang berisikan meja rias, lemari dan kasur berukuran besar yang menyebarkan bau stella kuning, ia duduk diam dengan wajah dibenamkan di pangkuannya. Jemari kakinya menampak diatas keramik putih dingin, kedua tangannya memeluk kedua lutut yang dilipatnya tepat di depan dadanya. 
Tangisannya melaut dalam bisu. 
“DASAR BODOH!!!” Teriaknya sambil memukuli bantal sekuat mungkin yang berada tepat disampingnya. Sambil terisak ia meraih handphone yang sedari tadi berdering menandakan ada panggilan masuk, 
“sayang” 
Ingin rasanya ia meneriaki dan memaki maki lelaki yang sedang menghubunginya tersebut namun nyalinya tak cukup kuat untuk melakukannya, handphone yang sedari berdering berada dalam genggamannya dan... 
“TAK!!!” 
Ia melemparkan handphone tersebut ke sudut kamar.Hening. Tak ada lagi panggilan. 
Ia kembali meringkuk kedalam pangkuannya sendiri, memeluk dirinya sendiri lebih erat dan lebih lama. Ia menyesali apa yang telah ia percaya. Ia menyesali apa yang telah ia lakukan, ia menyesali kenapa harus berbohong lagi hanya untuk menyelamatkannya. Ia menyesali ketika ia menginjak harga dirinya sendiri hanya untuk melindungi seorang penipu ulung yang sangat teramat ia cintai. 
Ia seperti hewan terluka yang menjeritkan ajalnya, ia tumbang dan lelah. Ia ingin menyerah. Dan akhirnya kalah. Ia menyerahkan sepenuh nya perasaan yang hancur ini kepada Tuhan. Menyerahkan semua usahanya kepada Tuhan. Menyerahkan semua keyakinannya bahwa “laki laki” itu sepertinya bukan untuknya, kepada Tuhan. 
Sejak peristiwa tersebut. Ia melepaskan apa yang seharusnya ia lepaskan 3 tahun yang lalu. Dan membiarkan Tuhan yang mengatur takdirnya dengan laki laki itu. jika Tuhan mempertemukannya lagi dengan “laki – laki” itu, hanya ada dua kenyataan. 
Takdir terburuk ataukah Manisan terpahit. 
lalu waktu merubah segalanya.