this is my world this is my life this my story this is my adventure. go reading !! happy yaa :)

Ini hidupku, bagaimana dengan hidupmu ?

Kangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeenn !!! ya gue kangeeen banget sama ini blogg :””* sebenernya udah lama pen nulis lagi tapi ya karena time nya yang padeeettt banget sama kuliah, praktek, dan yang lainnya dan sebagainya *matamerem* dan sekarang gue pen curhat nih. Ya begitulaaah begitu seperti begini begini saat kehidupan gue udah berubah, berubah total K  
Gatau kenapa gue terlahir menjadi sosok yang sangat sangat subjektif. Ketika orang orang terdekat gue menuntut agar gue menjadi sosok yang objektif, namun yaaa, gue dengan enjoinya berjalan dengan menurut pola pikir gue sendiri. Gue ga peduli kelakuan, gue gak peduli penampilan, gue ga peduli dengan apa yang orang2 bilang tentang gue, baik negatif maupun positif, gue gak peduli. Selama gue ngerasa ga keluar jalur gue ga peduli pemikiran orang lain begimana. Prinsip gue dulu Cuma satu : gue ga gagu lo, jadi jangan coba doba lo gagu gue !!
Gue paling demen mengkritik, menatap sinis dan menertawai orang yang berbeda pandangan dengan gue. Meskipun gue cuma ngelakuinnya dalam hati karena gue menganggap percuma ngabisin tenanga yang susah payah gue kumpulin dengan tidur yang hanya beberapa jam tiap harinya. Gue ga peduli orang mau bilang gue pengecut, sok, ato apalah. Yaaa, gue nyadar juga si kalo gue nyebelin -__-‘ mungkin semua ini terpengaruh dari buku buku yang gue baca sewaktu sekolah dulu, dan gue nyukai buku tentang biografi, sastra, astronomi, fiksi dan non fiksi lainnya. Yang sedikit banyak membuat gue berpikir ‘sedikit’ ekstrim dibandingkan dengan anak yang seusia gue.
In the end, sewaktu gue SD-SMP gue tumbuh menjadi bocah yang invisible, diagap gak ngeh karena ga banyak omong, dan strange saat gue mulai bicara yang tidak mudah dipahami. Gue juga sering diperlakukan tidak adil oleh orang orang yang diluar sana. orang tua gue pun tau kalo gue gak punya temen deket, karena gue cukup sulit untuk mempercayai seseorang, terutama ibu gue yang  sering khawatir dengan pikiran gue yang semakin lama semakin aneh dan beliau dengan super-moomnya membela gue habis-habisan ketika gue mulai tertindas. Dulu gue sering mengurung diri dibawa kasur, salto, mencoret-coret kaca rumah dengan crayon. Gue sangat benci ama lingkungan sekolah yang membuat gue pen cepet-cepet keluar dari lingkungan sekolah begimanapun caranya. Begitu setiap harinya, gue ngerasa hidup ini sangat membosankan, sampai pada akhirnya gue berfikir kalo hidup tak lebih hanya sebatas lahir-sekolah-kerja-mati. Pppfffttt –__-
Dan ketika gue SMP, gue seneng nyiptain ‘dunia’  gue sendiri,gue seneng nulis cerita cerita karangan gue sendiri yang tidak terjadi dalam kehidupan gue, dunia yang sangat indah, dunia yang sempurna. Sehingga gue memiliki dua dunia yang berbeda yang hanya gue sendiri yang memahaminya, dunia hitam dan putih. Cool !!! J
Seiring waktu berjalan, gue bersyukur karena gue ketemu dengan orang-orang yang  beragam profesi, pemikiran dan pandangan hidup yang berbeda. Membuat gue sadar kalau gue gak sendiri di dunia ini. dan ketika gue beranjak dewasa, gue mulai sadar kalau gue gak boleh terus-terusan hidup dengan pikiran-pikiran gue sendiri tanpa mampu dipahami orang lain. Kalau terus terusan begitu, dalam beberapa tahun kedepan pasti gue udah berada di salah satu kamar di RSJ. Dan gue sadar gue gamau masuk RSJ J
Akhirnya gue mulai bisa terbuka dengan beberapa orang yang umurnya berbeda jauh dengan gue. gue menceritakan seluruh pendapat gue tentang kehidupan. Kebencian, ketidakadilan, dan ketakutan yang gue alami. gue juga memiliki sahabat yang luar biasa setia menemani gue baik ketika gue berdiri atau hancur. gue mulai berani mengkritik dan memberikan pendapat gue. Awalnya memang sulit. Karena ada beberapa yang tidak bisa menerima begitu saja. Tapi sebenarnya itu tergantung dari bagaimana cara kita menyampaikan pendapat tersebut. Dari situ gue sadar kalau perubahan bisa terjadi kalau ada seseorang yang berani. Berani mengemukakan pendapat, berani mengambil resiko, dan berani mempertanggung jawabkannya. Jangan hanya protes tanpa berani bicara. Justru dengan adanya saling keterbukaan, maka segala masalah dapat lebih mudah diatasi dengan pertukaran pikiran yang cerdas. Keliatan menarik bukan ? J
Saat ini gue hanya tersenyum saat gue ketemu dengan orang-orang yang dengan semangat membara mengkritik, mencaci-maki, dan menjatuhkan seseorang tanpa sedikitpun memberikan solusi yang baik. Buat apa kita mengkritik orang kalau kita sendiri tak tau apa yang harus diperbaiki. Gue sering sekali ketemu dengan orang-orang seperti itu. Tapi gue bersyukur karena gue udah cukup paham bagaimana menanggapi mereka. gue juga bersyukur karena gue bisa menjadi manusia yang lebih toleran terhadap perilaku dan ucapan seseorang. Terkadang ibu gue menangis melihat gue diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Dulu mungkin gue masih terlalu lemah dan hanya mampu pasrah menerima. Tapi saat ini gue bisa berkata pada ibu, “Tenang, bu. Anakmu ini sudah punya cukup cadangan tenaga untuk bertahan agar tidak roboh.”
Sebenarnya, indah atau tidak nya hidup itu tergantung ama cara pandang kita tentang kehidupan itu sendiri, selagi hidup yang kita jalani itu bener, ga keluar jalur, dan tentunya tawaqal, believe aja hidup itu pasti terasa lebi bermakna, ketimbang orang yang memandang hidup itu musibah ato segala macem, mereka yang punya pandangan ttg hidup seperti itu pasti gabaklan pernah ada rasa bersyukur didalam dirinya. Makna kehidupan itu cuma satu ‘beribadah’
life | Tumblr
CAYO J