Mungkin, bagi sebagian orang,
bilang “aku cinta kamu” bukanlah hal yang penting, karena namanya cinta itu
lebih baik dibuktiin lewat tindakan bukan cuma kata-kata. Tapi, ada pula
sebagian orang yang menganggap bahwa perasaan itu selain dibuktikan, ya harus
diungkapkan.
Apapun itu, lakukanlah dengan
sepenuh hati.
Seperti saat ini.
Saya mencintai kamu, dengan
segala kekurangan yang ada di dalam dirimu.
Saya tak peduli seburuk apapun
kamu, sekelam apapun masa lalumu, sehancur apapun keadaanmu kini. Kenyataan
bahwa kamu pernah membuat saya kecewa begitu dalam, seketika termaafkan. Bodoh?
Ya, itu saya.
Saya pernah menangis,
tersenyum, tertawa terbahak-bahak karena kamu. Saya pernah sangat rindu, sangat
benci, sangat marah, pun kepada kamu. Dan kenyataan bahwa saya masih
mencintaimu membuat saya menelan semua rasa itu tanpa mengeluh.
Apakah cinta itu membuat
seseorang buta dan tuli? Saya rasa, tidak. Buat saya, cinta saya kepada kamu
hanya membuat saya mengesampingkan logika. Saya masih bisa mendengar omongan
buruk dari mulut orang lain tentang kamu, saya masih bisa melihat kamu
melakukan kesalahan, namun, saya tak pernah menghiraukan.
Apakah membuktikan rasa cinta
jauh lebih penting dari pada mengungkapkannya? Buat saya sih nggak ada yang
lebih penting, semua harus dilakukan dengan seimbang. Dia juga pengen denger saya
bilang “aku cinta kamu” sesekali, dan saya juga pengen meyakinkan dia bahwa
semua itu bukan sekedar kata-kata. Bagi saya yang terpenting, jangan mengatakannya
kalau kamu tidak sedikitpun merasakannya.
Apakah cinta tak harus
memiliki? Ya. Sama seperti memiliki tak selalu dicintai. Banyak yang bersama,
namun hanya sekedar fisiknya. Banyak yang terpisah, namun hatinya tak pernah ke
mana-mana. Banyak yang berpindah kota, namun tetap tinggal di dalam satu
kenangan. Cinta tak sesederhana dua
orang yang bertemu kemudian bisa saling memiliki raga dan hati, cinta selalu membutuhkan perjuangan, dan
manusia membuatnya semakin rumit.
Apakah cinta itu pamrih? Selalu.
Mereka yang mencintai, selalu ingin dibalas cintanya. Mereka yang berjuang,
ingin dilihat perjuangannya. Mereka yang hadir, ingin dihargai kehadirannya.
Mereka ingin, namun, ketika mereka sadar mereka nggak bisa, mereka harus
ikhlas.
Cinta itu seringkali bikin
logika kalah sama hati, makanya banyak yang kadang terlihat nggak masuk akal.
Sah-sah aja cinta banget sama orang, tapi coba renungkan; apakah dia pantas?
Apakah kamu layak untuk dia?
Banyak yang jawabannya “tidak”, tapi masih denial.
Ujung-ujungnya, ya sakit hati
sendiri.
Cinta adalah pilihan. Saya
memilih mencintai kamu, saya memilih berusaha membahagiakan kamu, saya memilih
membuat kamu senang di hari-hari terburukmu, saya memilih untuk masih di sini.
Dan kamu, kamu bisa memilih mengabaikan saya atau paling tidak, menghargai
kehadiran saya, jika memang kamu tidak bisa membalas cinta saya.
Saya cinta kamu, kamu yang
dulu meninggalkan mereka untuk saya, kamu yang dulu menginginkan saya, kamu
yang dulu bilang “terima kasih sudah hadir di hidup saya”. Kamu, yang dulu masih milik saya sepenuhnya seutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PENDAPAT LO ?