this is my world this is my life this my story this is my adventure. go reading !! happy yaa :)

MANTAN BERMULUT BESAR

Tumblr_m8s0pahc3f1rbi7tqo1_500_large

Sudahlah, jangan jelaskan alasan yang tak bisa lagi
kupercaya. Jangan berikan jawaban yang tak akan mampu membuatku yakin.
Berhentilah membuatku merasa mengasihanimu. Aku sudah kehilangan rasa,
terhadapmu, juga terhadap kita yang dulu. Ceritamu hanyalah rekaan fiksi yang
berantakan dalam setiap alurnya. Segala alasanmu hanyalah berita infotainment
yang tidak aktual. Plotmu saat berbohong sangat berantakan, Sayang. Cacat di
sana sini, berlubang di bagian kanan kiri, kurang sempurna di semua sisi.
Bagaimana aku bisa memercayai? Pembohong kelas teri.

Haruskah aku bercerita lagi, terntang kebohonganmu
yang berusaha kutolerir setengah mati? Tentang janji manismu yang tak pernah
kautepati? Tentang mimpi-mimpi yang kauhancurkan sendiri? Bercerminlah wahai
kamu yang merasa paling sempurna, siapakah dirimu yang berani berkata dan
berucap dengan sok bijaksana? Berjanji seenak jidat, lalu mengikari dengan
mudah. Lucu, kamu ini pembohong yang tak punya ingatan yang tajam. Pembual
bermulut besar, berhentilah membuat jengah, kamu semakin membuatku lelah

beberapa waktu yang lalu, kamu menghubungi, lagi. Seperti biasa,
seakan-akan kau tak punya kesalahan. Kemudian, kamu bercerita. Iya, tentang hal
yang sama, K-E-B-O-H-O-N-G-A-N-M-U. Kali ini bahkan lebih parah, lebih tak
tentu arah, anehnya aku masih ingin menyediakan telinga. Kenapa? Aku kasihan
padamu. Ternyata, selama kutinggalkan dan kuberi kesempatan, kau masih saja
sama, tak berubah sedikitpun. Bahkan, aku cukup terbelalak, mengetahui hobimu
yang tetap saja sama, berbohong untuk menarik perhatianku. Mungkin, kau
berpikir aku masih orang yang sama, orang yang bebas kau dongengkan setiap
hari, dengan dongeng seribu satu malammu yang terdengar sempurna tapi bohong
semua.

Kamu tak berbeda, Sayang. Tak ada yang berbeda.
Seberapa frustasikah kamu hingga kehilangan cara untuk mendapatkan perhatian
dan kasih sayang lagi? Dengan waktu singkat, dengan berlari tak pasti, kamu
sibuk mencari pengganti. Dekati si ini, lalu dekati si itu. Berkenalan dengan
si ini, lalu berkenalan dengan si itu. Kamu semakin membabi buta, hingga pada
akhirnya, dengan sangat terpaksa dan terdesak, kamu memilih dia. Pacar barumu
yang sama mengenaskannya denganmu.

Iya, aku tahu, tanpa kaujelaskan pun aku mengerti. Dia
adalah pilihanmu yang terbaru, dan yang paling buruk setelah terlalu tersakiti
oleh pengabaianku. Kamu seperti kehilangan cara untuk menemukan seseorang yang
pas, bagaimana mungkin kaubisa menemukan yang pantas, ketika sikapmu selalu
saja keras? Aku mengasihani dia, juga mengasihanimu, dan mengasihani kalian.
Tentu saja, kamu dan dia seperti keledai yang tak pernah hapal jalan pulang.
Berbelok, berputar arah, berlari, berjalan, terhenti, saling berbenturan dalam
kebingungan. Bahkan dalam kebobrokan, kamu dan dia masih berusaha terlihat
baik-baik saja. Pasangan sempurna, pandai bermain sandiwara.

Ceritakan padaku, apa yang sudah kaudapatkan dari dia?
Biarkan aku tertawa untuk beberapa lama. Tak penting, yang kutahu, kamu sudah
mendapatkan penggantiku dan seharusnya kamu tak lagi mengejarku. Nyatanya? Kamu
masih terlalu lemah untuk menghancurkan kenangan kita. Iya, Sayang. Berhentilah
menggelitik telingaku dengan gombalanmu. Aku paham, jika saat kita berpisah
namun kamu masih sering berlari ke arahku, berarti kamu belum benar-benar
mengikhlaskan kepergianku.

Kapankah kau mengikhlaskanku, Sayang? Tidakkah kamu
muak dengan amarah yang selalu membuncah? Tidakkah kau bosan dengan
nasehat-nasehat yang selalu kulontarkan ketika berbicara panjang lebar
denganmu? Mengapa kau masih saja kembali dan mengejar bayanganku? Aku lelah
diikuti oleh seseorang yang bermulut besar sepertimu. Aku tak berani
membayangkan, sebodoh apakah diriku ketika dulu bisa begitu mudah menerimamu?

Jadi, Sayang, dengarkan. Aku sudah mulai pusing dan
lelah dengan gangguan yang kauciptakan. Berhentilah menghubungiku dan
membohongiku, ingatlah statusmu, juga kekasih barumu. Tak mengertikah kamu, si
bodoh itu, pacar barumu begitu mudah memercayai kebohonganmu? Tak pahamkah kamu
rasa sakit yang akan ia rasakan ketika tahu mulutmu hanya penuh dengan racun
yang manis sesaat? Berhentilah menyakiti siapapun yang ada di sekelilingmu,
mereka memberi kesempatanmu untuk berubah, jika kau tak kunjung berbeda, jangan
salahkah dunia saat kau kesepian dan selalu merasa sendirian.

Berbahagialah dengan pilihanmu, Sayang. Bersukacitalah
dengan kekasih barumu yang tak berbeda jauh denganmu. Mungkin saja, dia juga
bermulut besar sepertimu. Mungkin juga, dia senang bercerita tentang janji dan
khayalan yang terlampau membosankan. Iya, dia pasti tak berbeda jauh denganmu,
karena kalian terlihat begitu serasi, sempurna. Dan, sekarang kamu tahu, soal
kalian terlihat sempurna itu, aku hanya bercanda.

Tenanglah, aku tidak akan membuka kedok topengmu. Aku
tidak akan bercerita pada banyak orang tentang kamu yang selalu mengaku sakit
ini itu agar minta diperhatikan. Aku tidak akan mencibir sikap burukmu yang
selalu membanggakan prestasi yang sebenarnya tak pernah kamu capai. Percayalah
padaku, aku pandai menyimpan rahasia, bukan seperti kamu yang bermulut besar.
Si pengubah cerita yang membuat cerita lebih  berbeda. Si pengarang cerita
yang benar-benar mengarang kejadian dan peristiwa fakta. Padahal, kalau
dipikir-pikir, apa untungnya menceritakan hal-hal bodoh yang hanya membuat
seseorang tertawa terpingkal-pingkal? Orang-orang di sekitarmu sudah sangat
muak, Sayang. Mereka mulai menjauhimu namun kau masih tak sadar juga. Hey,
lihatlah! Siapa yang ada di sampingmu? Pacar barumu? Yang mungkin saja, suatu
hari, akan menikammu, lebih berdarah dan juga lebih menghasilkan luka.

Aku tidak akan bercerita keburukanmu pada pacar
barumu. Aku berbeda denganmu yang suka menyeret seseorang untuk membenci orang
yang kaubenci. Aku tidak sama sepertimu yang suka menghasut seseorang dengan
cerita palsu agar ia ikut terbodohi oleh omong kosongmu. Aku bukan orang yang
senang menjelek-jelekan kamu, Sayang. Aku berbeda denganmu, sungguh.

Maka, biarkanlah pacar barumu tahu seberapa
mengenaskannya kamu setelah dia menjalani yang dulu ia yakini. Maka, biarkanlah
kekasih barumu memahami sendiri, bahwa kamu bukan sosok yang pantas dicintai.
Akan ada waktunya dia tahu, kau hanya seseorang yang pandai merayu juga pandai
membuat cerita lugu. Akan tiba waktunya dia tersakiti oleh sikapmu, dan
menangis terpojok, menyesali pilihan yang sempat ia percayai. Akan ada saatnya
dia mengerti,  kamu hanyalah si mulut besar yang tak pernah paham arti
dicintai dan mencintai

Berhenti membawaku ke duniamu, atau kubunuh semua harapanmu!

post.myfavo *DS*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENDAPAT LO ?